Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Jumat pagi, menguat menjauhi level 9.200 per dolar AS, karena pelaku pasar kembali membeli rupiah menjelang pertemuan bank sentral AS (The Fed) yang berencana menurunkan lagi suku bunganya. "The Fed akan menurunkan suku bunganya paling sedikit 25 basis poin menjadi 2,00 persen dari 2,25 persen, setelah data sektor perumahan AS menunjukkan penurunan sebesar 11,97 persen," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Jumat. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp9.185/9.193 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.191/9.196 per dolar As atau naik enam poin Dikatakannya, data yang menunjukkan kemerosotan sektor perumahan AS pada Maret lalu memberikan sinyal bahwa pertumbuhan ekonomi AS makin melambat menuju ke arah resesi. Karena itu, pelaku pasar lebih cenderung membeli rupiah ketimbang dolar AS, ujarnya. "Kami optimis rupiah akan terus menguat hingga mencapai angka Rp9.100 per dolar AS apabila kondisi ini masih berlanjut," ucapnya. Kenaikan pertama kali dalam bulan ini yang cukup tinggi menunjukkan bahwa kisaran rupiah mulai melebar setelah beberapa lama berada dalam kisaran yang sempit. "Kami optimis rupiah akan makin melebar pada kisaran yang tinggi, apabila The Fed jadi menurunkan suku bunganya pada waktunya," katanya. Sementara itu, dolar AS terhadap yen stabil pada 102,40, euro terhadap dolar AS turun 0,1 persen menjadi 162,81, dan euro terhadap yen turun 0,1 persen jadi 158,99. Dolar AS sedikit membaiknya terhadap yen, karena otoritas moneter Jepang khawatir dengan kenaikan yen yang berlanjut, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2008