Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan sejumlah langkah untuk menekan dampak krisis pangan dunia yang mengancam peningkatan inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional. "Ancaman inflasi pangan dunia yang tengah terjadi memiliki daya rusak yang sama dengan resesi ekonomi," ujar Ketua Komite Tetap Fiskal dan Moneter Kadin Indonesia Bambang Soesatyo di Jakarta, Kamis. Untuk itu, lanjut dia, pemerintah harus waspada dan segera mengambil langkah konkrit mengantisipasi dampak kenaikan harga pangan dan energi di pasar global. Apalagi krisis tersebut juga mulai menakutkan banyak pemimpin dunia. Di Indonesia sendiri, kata dia, krisis pangan sudah terasa dampaknya yang terlihat dari naiknya harga beras yang harus menjadi perhatian pemerintah mengingat bobot beras dalam perhitungan inflasi cukup tinggi, mencapai enam persen "Kadin menyarankan Bank Indonesia (BI) dan pemerintah segera melakukan langkah menjinakkan inflasi. Selain merancang instrumen moneter dan fiskal baru yang mampu mereduksi dampak inflasi global," katanya. Bambang juga mengusulkan sejumlah langkah kongkrit yang perlu segera diambil otoritas moneter dan pemerintah, antara lain pertama memperkuat daya beli masyarakat bawah dengan memberi subsidi kebutuhan pokok. Kedua, membuka akses perluasan basis produksi nasional bagi swasta dan BUMN untuk memproduksi pangan. "Mereka harus diberi kemudahaan, tata ruang, dan tanaman yang produktif," kata Bambang. Ketiga, pemerintah harus mengutamakan kecukupan kebutuhan pangan dalam negeri, dan lupakan keinginan ekspor beras Keempat, pemerintah perlu mempeluas penyaluran kredit terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah dengan persyaratan yang lebih ringan. "Tidak cukup hanya dengan pelonggaran ATMR (Aset Tertimbang Menurut Resiko) dan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit)," katanya. Kelima, Kadin mendesak pemerintah segera gelontorkan anggaran belanja pusat dan daerah dalam APBN-P 2008.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008