masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, sebab tindakan itu dapat menjadi potensi serta terjadinya kebakaran

Bandarlampung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandarlampung menyiagakan 15 mobil pemadam kebakaran untuk mengantisipasi kebakaran, baik di pemukiman warga maupun lahan kosong terkait dengan musim kemarau.

"Mengingat imbauan dari BMKG bahwa ada beberapa titik panas di Provinsi Lampung selama musim kemarau kami telah menyiagakan petugas lengkap dengan peralatannya, meskipun di Bandarlampung sendiri menurut data mereka tidak terdapat 'hotspot' (titik panas)," kata Sekretaris BPBD Kota Bandarlampung, M Rizki, di Bandarlampung, Senin.

Dia menjelaskan bahwa di Kota Bandarlampung untuk petugas BPBD dan mobil damkar telah disiagakan di sembilan kecamatan dan sisanya di posko pusat di Tendean.

"Kita siagakan 15 mobil damkar dan personel yang berjaga selama 24 jam, untuk mengantisipasi bencana dan hal-hal yang tidak kita inginkan masyarakat pun bisa langsung menelepon kami," kata dia.

Rizki menyebutkan bahwa selama Juli hingga Agustus, tercatat 10 kebakaran terjadi di Bandarlampung, baik di pemukiman maupun lahan kosong, di mana pada Juli ada delapan kasus dan awal Agustus dua kasus.

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak membakar sampah di tempat terbuka karena dikhawatirkan dapat membakar lahan kosong dan pemukiman.

"Kita imbau juga masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, sebab tindakan itu dapat menjadi potensi serta terjadinya kebakaran," kata dia.

Untuk mengoptimalkan kinerja BPBD Bandarlampung, Wali Kota Bandarlampung Herman H.N. sudah berencana menambah armada damkar sebanyak lima unit, namun saat ini tidak bisa dilakukan sebab belum tersedia di dalam e-Katalog yang diselenggarakan oleh LKPP.

"Pada intinya kami selalu siap siaga untuk menanggulangi bencana tidak hanya kebakaran tapi juga bencana alam lainnya," kata dia.

Baca juga: BPBD Bandarlampung tambah 50 rambu-rambu jalur evakuasi bencana
Baca juga: Ponpes Al Hijrotul Munawaroh Bandarlampung terbakar

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019