Jakarta (ANTARA) - Penggunaan gawai terkoneksi internet memang tidak pernah lepas dalam kehidupan manusia saat ini, baik untuk sekadar berkomunikasi, menonton hingga membaca tulisan sastra secara digital.

Namun, menurut aktris belia Mawar Eva de Jongh, membaca novel secara fisik memiliki sensasi yang berbeda ketimbang versi digital. Apalagi, menurutnya, membaca novel melalui aplikasi mudah terganggu dengan munculnya notifikasi pada ponsel.


"Kalau aku sih merasakan gimana pun beda ya, baca buku cetakan dan digital. Kalau baca novel yang buku tuh kita pegang dan ngerasin langsung gitu, kalau yang kita pegang dan rasain itu memang benar-benar buku bukan handphone," kata Mawar saat dijumpai di Jakarta, Senin.

Wanita kelahiran September 2001 tersebut berharap para penulis dan penerbit tetap memproduksi versi fisik, kendati tren saat ini beralih ke digital.

"Kayaknya sekarang mulai berkurang ya karya-karya sastra, karena orang-orang kayak udah lebih banyak ngandelin digital ya," ujar pemeran Annelies dalam film Bumi Manusia yang diangkat dari novel karya Pramoedya Ananta Toer itu.

"Aku sih berharap kalau era sekarang masih ada penulis sastra yang mau menulis lagi dan merilis dalam bentuk cetakan fisik," tutupnya.

Baca juga: Pemeran "Bumi Manusia" bicara stereotip anak multiras

Baca juga: Mawar De Jongh berharap makin banyak orang baca buku Pramoedya

Baca juga: Narkoba bukan solusi masalah hidup, kata Mawar de Jongh

Pewarta: Muhammad Adimaja
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019