Teheran (ANTARA News)- Jurubicara pemerintah Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad , Rabu mengajukan permohonan pengunduran diri di tengah-tengah kecaman keras media domestik menyangkut penanganannya satu rencana perombakan pemerintah. Gholam Hossein Elham dikecam karena ia menolak laporan-laporan bahwa menteri-menteri ekonomi dan dalam negeri akan dipecat sebagai satu "lelucon bodoh April" sebelum mengkonfirmasikan beberapa hari kemudian bahwa mereka telah diminta untuk mundur. "Saya menyatakan kesediaan saya untuk mundur dari semua jabatan pemerintah," kata Elham, seorang pembantu penting presiden, dalam sepucuk surat kepada Ahmadinejad yang disiarkan oleh kantor presiden dan dikutip kantor berita Fars. Tidak jelas apakah Ahmadinejad akan menyetujui pengunduran dirinya itu. Surat itu muncul dua hari setelah laporan berita sebuah televisi pemerintah mencemoohkan penanganan Elham tentang rencana-rencana perombakan pemerintahan dan berbagai jabatan yang dipegangnya yang juga termasuk menteri kehakiman dan satu kursi di Dewan Wali. "Mungkin karena memegang berbagai jabatan, Tuan Jurubicara lupa bahwa ia juga adalah jurubicara pemerintah," kata wartawan televisi pemerintah dalam sindiran tajam. Elham juga mendapat tekanan setelah parlemen mengajukan sebuah rancangan undang-undang yang mengusulkan agar para anggota Dewan Wali, badan pemeriksa Iran, tidak dapat memangku jabatan di pemerintah. "Setelah pengangkatan saya sebagai menteri kehakiman dan khususnya sebagai jurubicara pemerintah, kecaman oleh oleh sejumlah media anti pemerintah termasuk radio pemerintah dan sejumlah anggota parlemen meningkat," katanya. "Ini menimbulkan keraguan dalam pikiran orang," tambahnya. Kendatipun Elham yang mengutip menteri Ekonomi Davoud Danesh Jaafari dan Menteri Dalam Negeri Mostafa Pour Mohammadi memutuskan akan mengundurkan diri, pengunduran diri itu masih belum dilakukan. Keputusan untuk menggantikan para menteri penting itu -- yang akan merupakan perubahan kesembilan dalam kabinet Ahmadinejad sejak ia berkuasa tahun 2005-- dikecam keras dalam media dan oleh anggota parlemen. Ahmadinejad membatalkan pada saat terakhir satu wawancara televisi Ahad lalu mengenai ekonomi, kata laporan-laporan media, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008