Jakarta (ANTARA News) - PT PLN dan lima bank nasional pada Jumat (18/4) akan menandatangani pendanaan dalam bentuk rupiah untuk lima proyek PLTU senilai Rp5,71 triliun. Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10.000 MW Yogo Pratomo di Jakarta, Rabu mengatakan, angka pendanaan tersebut merupakan perhitungan hingga 24 Maret 2008. "Angka akhir dan tingkat bunga akan dirilis Depkeu pada Jumat (18/4)," katanya. Kelima proyek PLTU 10.000 MW yang mendapat pendanaan adalah Paiton, Suralaya, Labuan, Indramayu, dan Rembang. Sedang lima bank nasional yang mendanai proyek tersebut adalah Mandiri, BNI, BRI, BCA, dan Bank Mega. Berdasaarkan angka per 24 Maret 2008, maka PLTU Suralaya membutuhkan Rp740 miliar, Paiton Rp600 miliar, Labuan Rp1,19 triliun, Indramayu Rp1,27 triliun, dan Rembang Rp1,91 triliun. Sebelumnya, pendanaan dalam bentuk valuta asing buat kelima proyek PLTU sudah diselesaikan. Pendanaan proyek 10.000 MW tersebut terbagi menjadi valuta asing yang berasal dari institusi luar negeri dan rupiah dari dalam negeri. Pemerintah juga mengundang bank komersial dalam dan luar negeri guna mendanai lima proyek PLTU 10.000 MW lainnya senilai Rp17 triliun. Kelima proyek PLTU tersebut adalah Pacitan 2x350 MW, Lontar 3x315 MW, Pelabuhan Ratu 3x315 MW, Lampung 2x100 MW, dan Sumut 2x200 MW. Nilai kontrak kelima proyek tersebut mencapai Rp20 triliun. Perinciannya, PLTU Pacitan Rp1,911 triliun dan 293 juta dolar AS, Lontar Rp1,045 triliun dan 454 juta dolar AS, Pelabuhan Ratu Rp1,606 triliun dan 481 juta dolar AS, Lampung Rp459 miliar dan 119 juta dolar AS, dan Sumut Rp780 miliar dan 209 juta dolar AS. Pembiayaan proyek sebesar 15 persen ditanggung PLN dan 85 persen lainnya dari pinjaman. Proyek pembangkit 10.000 MW terdiri dari 10 lokasi di Jawa berkapasitas 6.900 MW dan 25 lokasi di luar Jawa sebesar 3.100 MW.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008