Jakarta (ANTARA News)- Taman Pemakaman San Diego Hills (SDH) di Karawang Barat, Jawa Barat, memberikan kehormatan kepada tokoh sepak bola nasional Endang Witarsa, yang wafat 2 April lalu, untuk menjadi tokoh pertama yang dimakamkan di areal taman makam pahlawan SDH.
Manajer Humas PT Lippo Karawaci, Tbk (induk perusahaan SDH) Jeanny L. Wullur mengatakan kepada wartawan di Jakarta, Rabu, bahwa Endang Witarsa telah dimakamkan di SDH pada 6 April 2008 dan penghargaan tersebut diberikan karena Endang telah banyak berjasa bagi kemajuan sepak bola di Tanah Air.
SDH merupakan lahan pemakaman modern seluas 500 hektar, termasuk di dalamnya areal khusus taman makam bagi pahlawan bangsa yang disebut "Heroes Plaza" seluas tiga hektar dengan kontur lembah menghadap ke danau.
"Untuk mereka yang mendapat kehormatan dimakamkan di `Heroes Plaza` maka pihak SDH tidak mengenakan biaya apapun dan makam tersebut akan dijaga dan dirawat selamanya," kata Jeanny.
Drg Endang Witarsa lahir di Kebumen 4 Oktober 1916. Dia mengawali karirnya sebagai pemain sepak bola di klub Union Makes Strength (UMS) Jakarta pada tahun 1948 dan kemudian, sejak 1951, mengawali karir sebagai pelatih di UMS menggantikan posisi pelatih asing asal Hongaria.
Setelah itu karirnya sebagai pelatih terus melejit, antara lain sebagai pelatih Persija dan tim nasional Indonesia era 1970-an. Di bawah asuhannya Indonesia berhasil menjuarai Piala Merdeka Malaysia 1969, Piala Aga Khan di Bangladesh 1969, Piala Raja Thailand 1970 dan Piala Kemerdekaan 1972 di Jakarta.
"Melalui tangan dingin Endang Witarsa lahirlah nama-nama tenar di dunia persepakbolaan Indonesia seperti Sucipto Suntoro, Sinyo Aliandoe, Abdul Kadir, Iswadi Idris, Rully Nere, Ronny Pattinasarani dan Ronny Pasla," kata Jeanny.
Endang Witarsa, tutup usia di Rumah Sakit Pluit, Jakarta, Rabu 2 April 2008. Almarhum yang memiliki nama asli Liem Soen Joe meninggal di usia 92 tahun karena mengalami penyakit komplikasi dan organ tubuhnya yang sudah lemah. Ia meninggalkan dua putra dan dua putri dengan 12 cucu dan tujuh cicit.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008