Jakarta (ANTARA News) - Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Qur`an Bulak Santri, Cipondoh, Tangerang, Ustad Yusuf Mansur mengajak masyarakat di seluruh tanah air untuk berbuat demi kemajuan bangsa, tanpa menunggu momen-momen tertentu.
"Kalau bangsa Indonesia mau bangkit, bukan dengan kata-kata, tapi perbuatan. Siapapun harus melakukan perbuatan untuk kemajuan bangsa. Dengan keyakinan kuat kepada Yang Maha Kuasa, kita bisa mengubah musibah menjadi anugerah," katanya di Jakarta, Rabu.
Menanggapi momentum 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei mendatang, Ustad Yusuf Mansur mengatakan, tidak perlu harus menunggu untuk "digerakkan" oleh pemerintah namun masyarakat juga perlu melakuan inisiatif sendiri.
"Para pemimpin juga silakan berbuat, agar tidak ada yang saling `lempar`. Kapan lagi kalau tidak dari sekarang," katanya.
Ustad muda kelahiran Jakarta itu menilai pembentukan persepsi publik yang ditampilkan berbagai media massa masih negatif dan belum bisa mengajak masyarakat untuk optimis.
Manurut dia, sinetron di televisi masih banyak yang mempertontonkan unsur-unsur "keributan" dan perlu beberapa episode untuk mengatasi "keributan" itu. Demikian juga dengan berita-berita di televisi yang lebih banyak menampilkan kekerasan, kerusuhan dan bencana. Semua itu, katanya, semakin memperlemah spirit bangsa.
Karena itu, ia meminta peran aktif pemerintah sebagai inisiator dan pendorong untuk membuat regulator (aturan) mengenai hal tersebut. Misalnya, katanya, pemerintah membuat aturan bahwa penayangan soal kekerasan cukup 10 persen saja, jika lebih dari itu akan ada sanksi.
"Sekarang ini kan seolah tidak ada kontrol dari pemerintah," katanya.
Selain itu, lanjutnya, ia menyarankan agar titik-titik papan reklame yang dimiliki pemerintah, tidak semua dijual melainkan ada yang dimanfaatkan untuk memuat kalimat-kalimat yang memotivasi masyarakat untuk bangkit dari keterpurukan.
Ustad yang juga memimpin Pengajian Wisata Hati itu mengkritik pemerintah yang dinilainya kurang mendengungkan 100 tahun Kebangkitan Nasional yang tinggal satu bulan ini.
"Saya belum melihat pemerintah mempunyai `gerakan-gerakan` untuk menyambut 100 tahun Kebangkitan Nasional. Harusnya dari sekarang sudah ada. Seperti Piala Eropa beberapa waktu lalu, di televisi selalu diingatkan tinggal 7 bulan lagi, tinggal tiga bulan lagi, dan seterusnya," katanya.
Namun, Ustad Yusuf Mansur mengakui bahwa membangkitkan bangsa ini bukan hanya tugas pemerintah tetapi juga seluruh masyarakat, karena Indonesia memiliki jumlah penduduk dan wilayah yang besar.
"Ini PR (pekerjaan rumah) kita untuk bersama-sama mengingatkan bangsa agar termotivasi berbuat baik, karena orang yang kehilangan motivasi akan menjadi lemah dan bisa putus asa. Kalau sudah putus asa, Allah tidak akan membuka jalan, bahkan mungkin malah ditutup," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008