Yogyakarta (ANTARA) - Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan empat kali guguran lava ke arah hulu Kali Gendol pada Senin.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya menyebutkan guguran lava pertama tercatat melalui periode pengamatan pukul 00:00-06:00 WIB dengan jarak luncur 600 meter.
Selanjutnya, pada periode pengamatan 06:00-12:00 WIB, BPPTKG kembali mencatat tiga kali guguran lava dengan jarak luncur 750-950 meter.
Selain meluncurkan guguran lava, gunung itu juga mengalami 12 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-40 mm selama 29.44-95.23 detik, 3 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-3 mm selama 12.88-17.28 detik, dan satu kali gempa hybrid dengan amplitudo 4 mm selama 9.48 detik.
Hasil pengamatan visual menunjukkan asap kawah tidak teramati. Angin di gunung itu bertiup lemah hingga sedang ke arah timur, tenggara, dan barat. Suhu udara 20-26.8 derajat celsius, kelembaban udara 16-68 persen dan tekanan udara 628.4-709.9 mmHg.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.
Baca juga: Gunung Merapi keluarkan awan panas guguran sejauh 950 meter
Baca juga: Delegasi Jepang belajar mitigasi bencana gunung api ke Sleman
Baca juga: Awan panas guguran meluncur dari Gunung Merapi sejauh 1.000 meter
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019