Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat mewaspadai potensi gelombang setinggi 1,25-4 meter yang berpeluang terjadi di beberapa perairan Indonesia dalam beberapa hari ke depan (5-6 Agustus 2019) karena pengaruh badai tropis Lekima.
Informasi dari Humas BMKG yang diterima di Jakarta, Senin, menyebutkan badai tropis Lekima 992 hPa berada di Samudera Pasifik timur Filipina.
Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari tenggara-barat daya dengan kecepatan 4-30 knot, sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari timur-tenggara dengan kecepatan 4-30 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Utara Sabang, Perairan Pulau Enggano, Selat Sunda bagian selatan, Perairan Selatan Banten, Laut Arafuru, Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Perairan Timur Bitung, Laut Maluku bagian utara, Perairan Utara Kepulauan Halmahera, dan Samudera Pasifik utara Halmahera, dan Laut Halmahera. Kondisi itu mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.
Dari hasil pantauan BMKG, sejumlah wilayah perairan di Indonesia berpeluang mengalami gelombang tinggi dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter.
Wilayah perairan tersebut antara lain Selat Malaka bagian utara, Perairan Barat Aceh, Perairan Timur Kepulauan Mentawai, Selat Ombai, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Perairan Pulau Rotte-Kupang, Laut Timor selatan NTT, Laut Natuna Utara dan Laut Natuna, Perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Selat Karimata, Perairan Timur Kepulauan Bintan, hingga Kepulauan Lingga.
Selain itu, di Perairan Utara Pangkal Pinang, Laut Jawa, Perairan Utara Jawa Timur hingga Kepulauan Kangean, Perairan Selatan Kalimantan, Perairan Kotabaru-Balikpapan-Kalimantan Utara, Selat Makassar, Laut Sulawesi bagian barat hingga tengah, Teluk Tolo, Perairan Manui-Kendari, Perairan Kepulauan Baubau hingga Wakatobi.
Begitu juga di Perairan Selatan Kepulauan Banggai-Kepulauan Sula, Laut Seram, Perairan Selatan Ambon, Perairan Fakfak hingga Amamapere, Perairan Kepulauan Letti hingga Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepulauan Kei hingga Kepulauan Aru, Laut Banda, Laut Arafuru bagian timur, Laut Maluku bagian selatan, Perairan Selatan Sulawesi Utara, perairan barat dan timur Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, Perairan Sorong-Raja Ampat dan Samudera Pasifik Utara Papua.
Selain itu, sejumlah wilayah perairan lain berpotensi terjadi gelombang tinggi mencapai 2,5-4 meter seperti Perairan Utara Sabang, Perairan Sabang-Banda Aceh, Perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Bengkulu hingga barat Lampung, Samudera Hindia barat Sumatera, Selat Sunda bagian selatan, Perairan Selatan Jawa hingga Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan.
Ketinggian gelombang yang sama juga berpotensi terjadi di Perairan Selatan Pulau Sumba hingga Sawu, Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTT, Laut Arafuru bagian barat dan tengah, Perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Perairan Timur Bitung, Laut Maluku bagian utara, Perairan Utara Kepulauan Halmahera, Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua Barat.
Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di pesisir, terutama nelayan untuk waspada dan berhati-hati.
Baca juga: Gelombang tinggi membayangi perairan Maluku
Baca juga: BMKG: Peringatan dini gelombang tinggi tidak berkaitan gempa
Baca juga: Nelayan Bintan tak bisa melaut akibat gelombang tinggi
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019