New York (ANTARA News) - Harga minyak melambung ke posisi tertinggi baru, Selasa, dengan kontrak minyak mentah di New York menembus 114 dolar AS per barel, di tengah kekhawatiran bahwa gangguan pasokan akan menekan cadangan minyak mentah dan berlanjutnya pelemahan dolar AS, kata para dealer. Kontrak minyak utama New York untuk minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Mei, naik 2,03 dolar AS ditutup pada rekor tertinggi 113,76 dolar AS per barel. Sebelumnya, sempat menembus posisi tertinggi dalam perdagangan harian pada 113,99 dolar AS. Di "after-market electronic trading", acuan kontrak New York menembus 114 dolar AS per barel untuk pertama kalinya, mencapai 114,08 dolar AS per barel. Di London, kontrak minyak mentah jenis Brent North Sea untuk pengiriman Meim mencapai ekor perdagangan harian tertinggi pada 112,08 dolar AS per barel. Kontrak berakhir dengan kenaikan 1,47 dolar AS pada sebuah rekor 111,31 dolar AS. Ekspektasi bahwa laporan cadangan minyak dari departemen energi (DoE) AS pada Rabu, akan menunjukkan cadangan bensin dan minyak pemanas di AS turun lagi pekan lalu juga mendorong kenaikan harga, kata para analis. "Pasar bahan bakar minyak dibangun pada kenaikan Senin, setelah harga minyak mentah mencatat penutupan tertinggi baru selama ini," kata analis Citigroup, Tim Evans. "Dengan berkurangnya ekspor minyak mentah Meksiko akibat kondisi cuaca yang buruk dan sebuah laporan bahwa permintaan minyak dusel China naik 49 persen untuk Maret, pasar menjadi sangat sensitif terhadap kekahawatiran pasokan." "Ekspektasi untuk laporan DoE pada Rabu juga secara umum mendukung kenaikan harga," tambah dia. Gangguan produksi baru-baru ini mengakibatkan kekhawatiran cadangan minyak di negara-negara konsumen, kata para analis. Meksiko, Senin, mengatakan telah menutup empat terminal ekspor minyaknya akibat cuaca buruk, sementara raksasa minyak Shell mengatakan pengapalan 1,1 juta barel per hari melalui saluran pipa Calpine di tenggara Amerika Serikat sememntara terganggu. Gangguan pasokan juga terjadi di Nigeria, produsen minyak terbesar Afrika, setelah pemberontak mengakibatkan kebakaran di pabrik minyak Beniboye di Delta State, Nigeria, demikian AFP.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008