Pontianak (ANTARA News) - Pertamina menambah suplai elpiji di Kalimantan Barat hingga 50 persen dari 40 ton menjadi 60 ton per hari untuk mengurangi kekurangan yang terjadi sejak awal 2008 karena terhambatnya pasokan akibat cuaca buruk. "Penambahan itu akan dimulai besok (Rabu, 16/4) untuk memenuhi kebutuhan pasar karena dampak cuaca buruk awal tahun ini masih terasa hingga sekarang," kata Sales Representative Elpiji Rayon VII Pertamina Kalbar, Nyoman Sumarjaya dalam peluncuran penggunaan tiga tangki tongkang yang berkapasitas 500 ton elpiji di Pontianak, Selasa. Dalam acara yang dihadiri Direktur PT Gemilang Asia Sejahtera (GAS) Kurnia Ichsani dan Dirut PT Aweco selaku pembuat tangki elpiji, A Widjaja itu Nyoman Sumarjaya mengatakan, kebutuhan rata-rata elpiji di Kalbar sebanyak 40 ton per hari. Namun, selama Desember 2007 terjadi pengurangan stok maupun pasokan karena cuaca buruk di Laut Cina Selatan. Bahkan, lanjutnya, sempat terjadi kekosongan pasokan selama tiga pekan. Kondisi itu diperparah dengan naiknya pembelian elpiji oleh masyarakat pada Januari 2008 menjadi 64 ton per hari. Pengisian elpiji di Kalbar dilakukan di Stasiun Pengisian dan Penyaluran Elpiji Khusus (SPPEK) milik PT Gemilang Asia Sejahtera (GAS). SPPEK kini memiliki tangki timbun berkapasitas 250 ton dan empat kapal tongkang 200 ton dan tiga kapal tongkang 500 ton. Elpiji dipasok dari kilang di Plaju, Sumatera Selatan. Waktu tempuh dari Pontianak ke Plaju berkisar enam hari untuk rute pergi pulang. Kapasitas suplai kini bertambah setelah sebuah tongkang pengangkut elpiji berdaya tampung 500 ton mulai dioperasikan sehingga mampu menaikkan stok hingga dua pekan dari sebelumnya satu pekan saja. Tongkang tersebut diklaim sebagai tangki terapung elpiji secara horizontal yang terbesar di Indonesia. "Makanya sekarang kita coba menambah pasokan elpiji ke pasar sampai ada titik keseimbangan baru berapa kebutuhan untuk Kalbar," katanya. Ia mengakui, belum adanya tata niaga membuat penjualan elpiji ke konsumen dipengaruhi hukum pasar yakni harga menyesuaikan pasokan dan kebutuhan. Di Kota Pontianak, harga elpiji di konsumen sempat mencapai Rp90 ribu per tabung. Angka tersebut jauh di atas harga jual di tingkat agen yang berkisar Rp69 ribu per tabung. Agen membeli elpiji Rp64 ribu per tabung dari Pertamina setelah diisi di SPPEK PT GAS. Nyoman Sumarjaya mengatakan, harga jual itu juga lebih tinggi dibanding Pulau Jawa karena memperhitungkan biaya angkutan dari kilang ke Pontianak. Pertamina juga mengupayakan penambahan tabung elpiji baru sebanyak 10 ribu buah untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan masyarakat. Selain itu, PT GAS juga menambah 20 ribu tabung baru elpiji. Sementara itu, Dirut PT Aweco A Widjaja mengatakan, tangki berkapasitas 165 ton elpiji atau tiga tangki memuat 500 ton elpiji dibuat perusahaannya selama empat bulan dengan 100 persen kandungan lokal. Tangki elpiji dapat digunakan dalam jangka waktu 50 tahun asalkan bagian luar selalu dicat guna mencegah karat. Dia berjanji perusahaannya memenuhi pesanan membuat tangki elpiji berkapasitas 350 ton atau tiga tangki elpiji mampu memuat 1000 ton elpiji dalam tahuan 2008. Direktur PT GAS Kurnia Ichsani mengatakan, perusahaan yang bergerak SPPEK itu telah mengeluarkan modal Rp60 miliar, antara lain untuk membeli empat buah tangki elpiji masing-maisng berkapsitas 50 ton dan tiga tangki elpiji masing-masing berkapasitas 165 ton dan diharapkan dalam waktu delapan tahun modal akan kembali.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008