Semarang (ANTARA News) - Sekitar 24.000 ton beras yang tersimpan di sejumlah gudang Bulog di Jawa Tengah sudah tidak layak konsumsi karena sudah terlalu lama ditimbun di gudang.
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Suswono, di Semarang, Selasa, mengatakan jumlah beras tidak layak konsumsi sebanyak itu merupakan pengakuan dari Bulog sendiri, di samping hasil dari inspeksi mendadak yang dilakukan Komisi IV DPR hari Senin (14/4).
"Menurut pengakuan Bulog, total beras yang tidak layak konsumsi di gudang itu sebanyak 24.000 ton. Pantas saja selalu ada laporan beras untuk rakyat miskin selalu bermutu jelek," katanya.
Ia mengungkapkan, saat meninjau gudang Bulog di Pedurungan Semarang, pihaknya menemukan 2.000 ton yang sudah sejak Mei tahun 2007 ada di gudang tersebut.
Beras di gudang Pedurungan sudah berbau apak, warnanya kekuningan, dan banyak kutunya. "Beras itu saat ini tidak layak dikonsumsi manusia," katanya.
Menurut dia, jumlah beras bermasalah di gudang Pedurungan itu sangat besar, mengingat gudang ini setiap bulan hanya mendistribusikan 800 ton untuk kebutuhan raskin sehingga minimal butuh waktu pengeluaran dua sampai tiga bulan ke depan untuk menghabiskan stok beras yang ada.
Anggota DPR asal Tegal ini menuduh Bulog telah mengingkari komitmen menyediakan beras berkualitas untuk rakyat miskin, dengan masa penyimpanan paling lama tiga bulan di gudang Bulog.
"Akan tetapi fakta di lapangan seperti itu. Hal itu menunjukan ketidakberpihakan Bulog untuk memberikan beras yang layak konsumsi bagi masyarakat," kata politikus PKS itu.
Suswono mendesak Bulog Jateng segera menghancurkan beras yang sudah dalam kondisi rusak tersebut untuk dijadikan "broken rice" atau menir. "Beras menir ini hanya layak untuk kebutuhan pakan hewan. Jangan sampai beras menir dipaksakan untuk dikonsumsi manusia," kata lulusan IPB tersebut.
Temuan Komisi IV DPR tersebut, menurut Wakil Ketua DPRD Jateng Muhammad Haris, menjadi pukulan telak bagi Bulog Jateng yang selama ini menyampaikan kualitas raskin dalam kondisi baik.
"Indikasi raskin yang dibagikan itu jelek memang sudah lama namun baru kali ini bisa dibuktikan," katanya.
Haris menyayangkan bila beras rusak tersebut akan dibagikan kepada masyarakat miskin Jateng. "Kami akan bicarakan mengenai kemungkinan menggugat Bulog," ancam Haris.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008