Sambas, Kalbar (ANTARA) - Kerang bambu atau lebih dikenal sebagai canggai oleh masyarakat Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, ternyata memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Marna, ibu rumah tangga asal Sukadana, Kayong Utara, saat dihubungi, Minggu, mengaku berhasil menjual kerang bambu mentah yang dikemas dalam kantong plastik putih hingga ribuan ekor setiap harinya.

"Dalam satu kantong itu ada 100 ekor canggai, biasanya saya membawa 50 hingga 100 kantong, satu kantong saya jual 15 ribu rupiah, saya jual keliling di Sukadana, Alhamdulillah canggai saya selalu habis setiap harinya," kata Marna.

Menurut ibu yang menggunakan hijab ini, kerang bambu atau canggai mudah dijumpai di sepanjang pesisir pantai.

Namun demikian, hewan yang masuk dalam Genus Ensis ini hanya banyak di Pantai Sebadal, Desa Gunung Sembilan Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara.

"Karena canggai hanya tinggal di pantai berlumpur, jadi kalau di pantai Pulau Datok, Pantai Pasir Mayang sulit dijumpai, tapi kalau Pantai Sebadal, canggai banyak dalam jumlah yang cukup besar," jelasnya.

Cara menangkap kerang yang memiliki ruas ruas seperti bambu Ini sangatlah mudah, dengan menggunakan kapur yang ditusuk ke sebatang lidi dan dimasukkan ke lubang kerang bambu itu.

Maka hewan tersebut dengan sendirinya akan keluar karena efek dari zat kapur tersebut yang membuatnya merasa tidak nyaman.

"Lubang canggai itu seperti kunci, dan berbentuk angka delapan, lubangnya seperti ada mata sehingga mudah untuk ditemukan," kata dia lagi.

Kerang bambu ini bisa dimasak menjadi berbagai jenis varian makanan tergantung selera setiap orang dan keahlian dalam mengelola serta menyajikan.

Namun, pada umumnya masyarakat Kayong Utara memasak kerang bambu cukup sederhana saja. Alasan tersebut untuk menjaga cita rasa dan aroma dari hewan yang berbentuk kecil dan memanjang tersebut.

"Saya suka sekali membeli canggai ini (kerang bambu), biasanya saya hanya merebusnya dan ditambah batang serai yang telah di tumbuk, bumbunya paling garam saja sudah cukup enak disantap apalagi kuahnya yang khas menambah nafsu makan," kata salah seorang ibu rumah tangga, Umik.

Selain direbus, dirinya paling suka jika kerang bambu tersebut di tumis dengan ditambah petai.

Aroma dan rasa yang keluar menurutnya sangat menggugah selera makan. "Yang saya tahu, canggai ini bisa mencegah penyakit jantung, mengendalikan tekanan darah, mengontrol kolesterol dan lain. Kandungannya pun banyak seperti protein, zat besi, serta omega," ujar Umik.*

Baca juga: Gelombang tinggi perairan Kayong Utara diingatkan BMKG pada nelayan

Pewarta: Teguh Imam Wibowo/Rizal
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019