Jakarta (ANTARA News) - Perum Bulog menegaskan tidak merencanakan untuk melakukan ekspor beras pada tahun 2008 ini, meskipun pemerintah (Departemen Perdagangan) mengumumkan aturan mengenai ekspor beras hari Selasa ini.
"Walaupun hari ini Mendag mengeluarkan Permendag tentang ekspor, dan Bulog mendapat ijin untuk ekspor, tapi menurut hemat saya, jangan dulu lah berpikir ekspor. Lebih baik kita pentingkan dulu kebutuhan pangan rakyat kita," kata Dirut Perum Bulog, Mustofa Abubakar, seusai pertemuan dengan Menko Perekonomian Boediono di Depkeu, Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan, saat ini Bulog memiliki persediaan beras sekitar 1,3 hingga 1,4 juta ton dan jumlah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan selama lebih dari 4 bulan.
Menurut dia, jika memang Bulog mau cari untung gede, bisa saja Bulog mengekspor beras saat ini di mana harganya sangat mahal. "Kita bisa ekspor sebanyak-banyaknya dan nanti kalau kurang bisa impor lagi," katanya.
Namun tugas Bulog, katanya, bukan hanya cari untung gede saja. "Bukan itu maksud diadakan Bulog. Kita mengamankan stok dalam negeri kita supaya rakyat bisa beli dengan harga terjangkau. Kita juga terlindungi dengan biaya produksi yang masih menguntungkan, adanya stabilitas harga, dan sebagainya," katanya.
Menurut dia, sebenarnya isi atau semangat Permendag tentang ekspor beras, bukan untuk merangsang ekspor tapi justru untuk melindungi rakyat supaya jangan terjadi ekspor yang tidak diatur.
"Jadi semangatnya gitu. Tahun ini dugaan saya belum punya kelebihan untuk ekspor, tahun depan 2009 kalau peningkatan produksi tercapai, berpeluang untuk ekspor," katanya.
Ia mengatakan, apa yang harus dilakukan saat ini adalah kerja keras agar peningkatan produksi sesuai harapan.
"Kalau peningkatan produksi sesuai harapan, bukan saja mendapatkan keuntungan karena harga yang tinggi, kita juga bisa berkontribusi terhadap penyelamatan pangan global. Saudara-saudara kita yang miskin kan banyak di negara lain, kalau kita bisa berkontribusi, itu mulia sekali," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2008