London/Kabul/Kandahar (ANTARA News) - Dua tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) asal Inggris tewas dan dua lagi mengalami luka-luka akibat ledakan di daerah bergolak Afganistan selatan pada ahir pekan lalu, kata Kementerian Pertahanan di London, Senin. Mereka sedang melaksanakan ronda berkala dua kilometer barat lapangan terbang Kandahar pada Minggu malam saat kendaraan mereka terkena bahan peledak, kata pernyataan itu. "Perawatan diberikan di tempat kejadian dan keempat tentara diungsikan ke rumah sakit lapangan di pangkalan udara Kandahar. Meskipun telah dilakukan daya upaya regu kesehatan, dua di antara tentara itu meninggal akibat luka mereka," katanya. Luka tentara lain diperkirakan tidak membahayakan jiwa mereka, tambahnya. Korban tewas itu sebelumnya dilaporkan oleh jurubicara Pasukan Bantuan Keamanan Antarbangsa (ISAF) pimpinan NATO di Kabul, tapi ia tidak menyebutkan kebangsaan yang terlibat tersebut. Kematian itu menjadikan 93 orang jumlah tentara Inggris tewas di Afganistan sejak awal gerakan di sana pada Oktober 2001, sesudah serangan 11 September 2001 atas Amerika Serikat. Menurut angka ISAF, 40 tentara asing tewas di Afganistan pada tahun ini. Kebanyakan dari mereka tewas akibat kekerasan oleh pejuang Taliban, yang memimpin perlawanan terhadap tentara asing dan pemerintah Afgan. Propinsi Kandahar adalah tempat Taliban tampil ke puncak pada awal 1990-an dan merupakan salah satu daerah terburuk dihantam perlawanan pimpinan pejuang garis keras itu sejak penggulingan mereka dari kekuasaan. Menteri luar negeri Prancis dan Kanada mengunjungi Kandahar pada pekan lalu untuk menyaksikan usaha tentara ISAF tersebut. Lebih dari 8.000 orang, termasuk 1.500 warga dan hampir 220 orang tentara asing, tewas akibat sengketa itu pada tahun lalu, kata laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tak satu pun dari mereka membuat pernyataan kepada wartawan. Sisa perjalanan mereka tetap dirahasiakan demi keamanan. Kanada memiliki sekitar 2.500 tentara di Afganistan selatan, 82 dari mereka tewas sejak 2002. Prancis pada awal April berjanji hampir melipatduakan jumlah tentaranya di Afganistan menjadi 3.000 orang. Negara itu memiliki sekitar 1.600 tentara bermarkas di daerah Kabul dan 160 tentara di pangkalan udara Kandahar. Sekitar 70.000 tentara asing, sebagian besar dari mereka di bawah kepemimpinan NATO, masih terikat di Afganistan untuk memerangi gerilyawan Taliban. NATO berhasil mengumpulkan hampir 1.800 tentara sebagai balabantuan di Afganistan dan pelatih tentara serta helikopter, kata sumber dekat pada pertemuan puncak pemimpin sekutu itu di Bukares pada awal April. Negara anggota lain NATO menyatakan akan mengirim regu pelatihan dan penasehat tentara untuk bekerja dengan tentara dan polisi Afganistan, kata sumber itu. Satu regu biasa terdiri atas 19 hingga 36 tentara. Sumber itu menyatakan delapan negara setuju menyumbang helikopter. Langkah Prancis mengirim tentara ke Afganistan timur, tidak terlalu jauh dari markas penting mereka di Kabul, memungkinkan pasukan Amerika Serikat pindah ke selatan dan mendorong sekutunya ke garis depan melawan pejuang pimpinan Taliban. Lebih dari 2.000 anggota marinir Amerika Serikat, yang baru-baru ini ditempatkan di Afganistan untuk mendukung tentara pimpinan NATO melawan pejuang, mulai bergerak di wilayah bergolak selatan negara itu, kata kesatuan tersebut pada pekan lalu, demikian laporan AFP, Reuters dan DPA. (*)
Copyright © ANTARA 2008