Kediri (ANTARA News) - Status Gunung Kelud yang saat ini Waspada (Level II) dalam waktu dekat ini tidak akan diturunkan menjadi Aktif Normal (Level I) meskipun pertumbuhan kubah lava yang menutupi seluruh permukaan danau kawah cenderung "stagnan". "Tidak mudah untuk menurunkan status, apalagi sampai saat ini perkembangannya masih fluktuatif," kata petugas pengamatan Gunung Kelud Khoirul Huda kepada ANTARA News di Kediri, Jawa Timur, Selasa pagi. Berdasar catatan di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri pada Hari Jumat (11/4) lalu, aktivitas Gunung Kelud terekam telah terjadi satu kali gempa Tremor, lima kali gempa Tektonik Jauh, dan 14 kali gempa embusan. Sehari kemudian tidak terekam lagi adanya gempa Tremor, namun gempa embusan terjadi hingga 20 kali dan satu kali gempa Tektonik Jauh. Sedang pada hari Minggu (13/4) tercatat 11 kali gempa embusan dan dua kali gempa Tektonik Jauh. "Kalau dihitung rata-rata gempa embusan masih terjadi 10 kali per hari selama dua bulan terakhir," katanya menambahkan. Oleh karena masih sering terjadi gempa embusan dari dasar kawah, dia meminta masyarakat umum mematuhi rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk tidak mendekat kawah Gunung Kelud hingga radius 1,5 kilometer. Sementara itu sampai saat ini ketinggian kubah lava telah mencapai 250 meter dengan diameter sekitar 400 meter. Sejak dua bulan terakhir pertumbuhan kubah lava terpantau stagnan. Sedang danau kawah kini hanya tersisa sepanjang 25 meter dengan lebar tak lebih dari dua meter. "Terlihat masih ada air, meskipun sedikit. Tapi tidak diketahui pasti, apakah air yang tersisa itu air hujan atau air danau," kata Khoirul Huda. Sementara itu meskipun sudah ada larangan, namun wisatawan terus berdatangan mengunjungi Gunung Kelud untuk melihat dari dekat kubah lava yang merupakan fenomena baru tertutupnya danau kawah sejak gunung api yang berada di perbatasan Kediri, Blitar, dan Malang itu mengalami puncak kritis pada 3 November 2007. Menurut rencana Selasa ini beberapa pengamat dari PVMBG didampingi peneliti dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan Institut Teknologi Bandung (ITB) akan melakukan penelitian di gunungapi berketinggian 1.731 meter dari permukaan laut itu. Sebelumnya Vulkanolog Belgia, Prof Alain Bernard, melakukan penelitian ke Gunung Kelud pada 10-14 April 2008. Ativitas Gunung Kelud menunjukkan peningkatan sejak pertengahan 2007 lalu. PVMBG menetapkan status Gunung Kelud meningkat dari Aktif Normal ke Waspada pada 11 September 2007. Kemudian pada 29 September 2007, aktivitas gunung api yang terakhir kali mengeluarkan letusan dahsyat pada 10 Februari 1990 itu ditingkatkan lagi menjadi Siaga (Level III). Sejak saat itu aktivitasnya terus meningkat sehingga PVMBG menaikkan lagi statusnya menjadi Awas (Level IV) pada 16 Oktober 2007. Saat status Gunung Kelud berada di level tertinggi itu, ribuan jiwa yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) I dievakuasi secara paksa ke tempat-tempat pengungsian yang telah disediakan. Namun pada 8 November 2007, status Gunung Kelud kembali diturunkan menjadi Siaga setelah puncak krisis yang terjadi lima hari sebelumnya hanya memunculkan fenomena baru berupa kubah lava. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008