New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia melonjak, Senin, meski harga di London gagal mempertahankan rekor puncaknya, di tengah kekhawatiran baru terhadap pasokan dan melemahnya dolar AS, kata para pedagang. Harga minyak mentah di New York mempertahankan rekor tertinggi di atas 112 dolar AS yang terjadi pekan lalu di tengah berita penurunan stok energi di Amerika Serikat. Kontrak berjangka utama New York minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Mei, diutup naik 1,52 dolar AS pada 111,76 dolar AS per barel dibandingkan dengan penutupan Jumat, merupakan rekor penutupan tertinggi. Kontrak telah meroket ke sebuah rekor 112,21 dolar AS pada Rabu lalu. Di London, seperti dikutip AFP, harga minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei turun 1,09 dolar AS pada 109,84 dolar sesaat setelah kontrak menembus batas 110-dolar AS untuk pertama kalinya. Minyak Brent sempat diperdagangkan pada rekor 110,01 dolar AS sebelum kembali menyusut karena pasa London tutup untuk hari ini. Para pedagang menangkap kekhawatiran baru pasokan di Amerika Serikat, yang merupakan ekonomi terbesar dunia dan konsumen energi global terbesar. Para analis mengatakan laporan dari penutupan sementara untuk perbaikan kerusakan kecil pada sistem pipanisasi Capline Shell, yang mengangkiy minyak ke Midwest AS, membantu mendorong kenaikan harga minyak. Sementara, Petroleos Mexicanos, pemasok minyak terbesar ketiga ke AS, menutup dua terminal ekspor minyaknya di Teluk Meksiko akibat cuaca buruk. Pasar juga terdorong oleh penurunan dolar AS. Melemahnya mata uang AS telah memicu permintaan untuk barang-barang dalam harga dolar, seperti minyak mentah, karena akan menjadi lebih murah bagi para pembeli yang memegang mata uang utama lainnya. "Harga minyak masih akan menguat pekan ini karena pergerakan dolar AS cenderung melemah," kata analis pada konsultan energi John Hall Associates dalam catatannya kepada para nasabahnya. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008