Jakarta (ANTARA) - Atlet lompat jauh Sapwaturahman akan memperbaiki check mark sebelum turun di SEA Games 2019 Filipina karena dianggap sering menjadi kendala saat turun di sebuah kejuaraan termasuk pada Kejuaraan Nasional Atletik di Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu.

"Jadi beban psikologis juga itu jujur. Setiap saya gak lolos di check mark, rasanya kayak ngejar ketumpuan. Akhirnya langkah itu panjang, langkah itu besar sehingga dis (diskualifikasi)," kata Sapwa tusai perlombaan lompat jauh di Stadion Pakansari.

Check mark adalah pemberian tanda-tanda saat hendak melakukan tumpuan pada balok tumpu. Tanda-tanda ini biasanya di buat empat langkah sebelum kaki menumpu balok dan meloncat.

Pada Kejuaraan Nasional Atletik di Stadion Pakansari, Sapwa hanya berhasil mencatatkan satu kali lompatan sempurna dari total enam lompatan. Lompatan sempurna terjadi pada sesi ketiga dengan catatan 7,29 meter.

Meski begitu, Sapwa menjadi pelompat terjauh dibanding atlet-atlet lainnya dan berhak mendapat medali emas untuk kontingen Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sapwa menceritakan dalam kejurnas ini, ia mengatur dua check mark yakni di 32 meter dan 12 meter. Namun, justru memiliki dua check mark ini menjadi kendalanya saat melakukan lompatan.

Menurutnya, saat menginjak check mark 12 meter setelah berlari di 32 meter tumpuan kakinya selalu gagal mendapatkan posisi yang pas, sehingga sulit untuk bisa mencatatkan lompatan secara sempurna.

"Langkah saya mulai dari 32 meter itu pake kaki kanan, di 12 meter juga harus kena kaki kanan. Saya selalu di belakang itu 13,50-an. Kalau ga kena di 12 meter agak buyar psikologis saya terganggu," kata dia.

Ke depan, ia akan terus memperbaiki perencanaan jumlah langkah hingga menemukan formula yang tepat agar pada ajang SEA Games 2019 nanti bisa optimal dan memberikan hasil yang memuaskan.

"Yang 12 meter untuk ke depannya mungkin kan saya akan hapus, karena psikologis saya saya selalu ngejar 12 meter ini," kata dia.

Baca juga: Bilal Bilano berharap usai raih emas, bisa ikut SEA Games 2019

Baca juga: Sprinter muda, Richo Tumarar nyaman di atletik

Baca juga: Tidak ada lawan seimbang jadi penghambat atlet sulit pecahkan Rekornas

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019