Jakarta (ANTARA) - Pelari asal DKI Jakarta, Bilal Bilano mengharapkan usai meraih emas dalam lari nomor 800 meter senior putra di Kejuaraan Nasional Atletik U-18, U-20, dan Senior 2019 ini bisa mengikuti SEA Games 2019 pada November mendatang.
Bilal berhasil mencatatkan waktunya 1 menit 52.54 detik menyisihkan pesaingnya di posisi kedua, yakni pelari asal Banten, M. Habibullah dengan waktu 1 menit 53.11 detik dan di posisi ketiga ada pelari asal Banten juga, Budiman Holle dengan catatan 1 menit 53.25 detik yang berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat.
"Semoga dari hasil ini, saya bisa mendapatkan surat keputusan SEA Games 2019 besok," ungkap Bilal Bilano sembari mengepalkan tangan usai pertandingan final, Sabtu.
Mahasiswa Universitas Mustopo Jurusan Administrasi Negara itu mengungkapkan hampir putus asa dalam perlombaan dalam nomor 800 meter itu, karena para pesaingnya sudah mempunyai catatan waktu terbaik di atas 1 menit 51 detik.
"Sungguh menegangkan karena di seri ini, saya merasa tidak mampu banget sampe final. Karena saya hampir kena cedera di paha," kata Bilal.
Namun dia mengaku sangat ambisius dapat memenangkan lomba, meski di dalam hati ada rasa ketidakpercayaan diri dalam menyelesaikan perlombaan.
"Mereka juga latihan yang sama dan juga makan nasi. Jadi mau tidak mau harus fight di lapangan, siapa yang menang ya memang itu pemenangnya," ungkap Bilal.
Sementara catatan waktu tadi (1 menit 52.54 detik) baru ini, merupakan catatan waktu terbaik dirinya. Catatan waktu sebelum nya di Jatim Open 2019, menorehkan waktu 1.52.80 detik
"Semoga saya memecahkan rekor terbaik jika saya tergabung dalam SEA Games," kata dia.
Atlet yang meraih medali emas dalam nomor lari 1.500 meter dalam gelaran ASEAN University Games XIV/2019 di Myanmar pada Januari lalu mengungkapkan akan mengikuti perlombaan nomor 1.500 meter pada Senin (5/8/2019) mendatang pada kejuaraan yang sama, di nomor spesialisasinya.
Baca juga: Sprinter muda, Richo Tumarar nyaman di atletik
Baca juga: Abdul Hafiz amankan medali emas dan tembus limit pelatnas
Pewarta: Mochammad Risyal Hidayat
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019