Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan menginginkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian memperbaiki berbagai data terkait cabai agar dapat menjaga kestabilan harga karena harga komoditas tersebut di sejumlah daerah terpantau mengalami peningkatan.
"Harusnya Kementan memperbaiki data supply and demand agar terjadi kestabilan harga dan barang," kata Daniel Johan dalam rilis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Ia mengemukakan, Komisi IV DPR juga berencana untuk memanggil pihak Kementan guna mempertanyakan fenomena mahalnya harga cabai dan penyebab kurangnya produksi.
Hal tersebut dinilai karena merupakan sebuah ironi di negeri agraris seperti Indonesia, kerap berulang terjadi krisis komoditas cabai.
"Kami akan agendakan (pemanggilan). Agar perencanaan produksi bisa lebih tepat," kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa tersebut.
Di kesempatan terpisah, pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah juga mengamati minimnya produksi cabai membuat melonjaknya harga, baik di tingkat petani maupun pasar.
Rahadiansyah berpendapat bahwa kasus minimnya produksi sektor pertanian yang kerap berulang seharusnya dapat diatasi melalui pembinaan kepada petani, serta penciptaan inovasi bibit-bibit unggul yang disesuaikan dengan kondisi alam di Indonesia, baik geografis maupun cuaca.
Menurut dia, lemahnya pembinaan dan dorongan kepada petani untuk terus meningkatkan produksi, menyebabkan kasus-kasus tersebut selalu berulang.
Selain itu, masih menurut dia, kelemahan dari Kementan lainnya adalah dalam hal penciptaan inovasi bibit atau varietas yang unggul, yang seharusnya dapat dilakukan dengan meningkatkan kolaborasi dengan universitas-universitas yang memiliki Fakultas Pertanian.
"Padahal kebutuhan masyarakat dari tahun ke tahun terus meningkat. Belum lagi kebutuhan untuk ekspor. Harusnya Kementan punya varietas baru yang kompetitif di masa depan. Dan sudah bisa di prediksi masa depan bagaimana, kan bisa melalui riset unggulan. Lemahnya inovasi ini yang menyebabkan masalah pertanian terus berulang," jelasnya.
Penciptaan inovasi tersebut, lanjutnya, harusnya dapat disesuaikan dengan kondisi alam, potensi produk di masing-masing daerah.
Sedangkan Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih di lain kesempatan mengatakan, tingginya harga cabai memang terjadi karena sedikitnya stok.
Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto berpendapat bahwa hambatan produksi terjadi antara lain karena ada pengaruh sempat jatuhnya harga cabai beberapa waktu lalu sehingga membuat petani tidak memanen tanaman tersebut yang berdampak produksinya menjadi berkurang.
Baca juga: Pengamat ingatkan upaya untuk jaga stabilitas harga cabai
Baca juga: BPS sebut kenaikan harga cabai picu inflasi Juli 2019
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019