Solo (ANTARA) - Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan penurunan suku bunga acuan atau BI 7-day reverse repo rate sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen akan mampu mendongkrak penjualan rumah komersial.
"Memang penurunan suku bunga acuan ini belum jelas apakah akan diikuti oleh penurunan suku bunga KPR (kredit pemilikan rumah), tetapi kalau iya maka akan mampu mendorong penjualan rumah khususnya yang komersial," kata Ketua REI Jawa Tengah MR Prijanto di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan saat ini rata-rata bunga KPR yang diterapkan oleh perbankan bervariasi, kebanyakan di rentang 9-11 persen/tahun.
"Kalau angka ini bisa turun maka akan memudahkan masyarakat terutama dalam memperoleh rumah komersial," katanya.
Ia mengakui meski sempat mengalami penurunan di tahun lalu dan awal tahun ini, penjualan rumah komersial pada triwulan II 2019 cukup menggembirakan.
"Indikasinya pada penjualan dari pameran yang cukup baik, khususnya rumah dengan harga Rp300 juta-700 juta/unit," katanya.
Sebagai gambaran, dikatakannya, realisasi penjualan rumah komersial hampir di setiap pameran sebelumnya tidak mampu memenuhi target. Berdasarkan data, target penjualan di setiap pameran sebanyak 50 unit.
"Dan untuk beberapa kali pameran terakhir, target ini selalu terpenuhi. Harapannya jika bunga KPR bisa turun penjualannya akan lebih baik. Kalau target kami penjualan rumah komersial tahun ini di seluruh Jawa Tengah bisa mencapai 2.000 unit," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, penurunan suku bunga acuan tersebut tidak berdampak pada suku bunga KPR untuk rumah sederhana mengingat besarannya sudah disubsidi oleh pemerintah.
"Saat ini suku bunga KPR untuk rumah sederhana di angka 5 persen/tahun dan ini sudah sangat ringan," katanya.
Baca juga: Pelemahan rupiah berdampak pada penjualan rumah
Baca juga: REI Jateng optimistis penjualan rumah 2018 meningkat
Baca juga: Realisasi penjualan rumah di Jateng jauh dari target
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019