Jakarta (ANTARA) -- Digital leadership atau kepemimpinan yang mampu beradaptasi dengan pesatnya perkembangan teknologi dinilai menjadi kunci bagi dunia usaha untuk menghadapi kedatangan era disruptif, yang juga terbukti destruktif bagi perusahaan yang tidak mampu untuk beriringan jalan dengan perubahan zaman.

 

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pengembangan, Manajemen Risiko dan Kepatuhan Indonesia Re Putri Eka Sukmawati saat membuka acara Workshop Digital Leadership 2019 di kantor Indonesia Re, Jumat.

 

"Pelaku bisnis harus menerima kenyataan bahwa model bisnis telah berubah sehingga pola pikir dan mentalnya pun harus disesuaikan dengan perkembangan zaman," ujarnya.

 

Melihat fakta tersebut, pihaknya aktif melakukan pembekalan dan pelatihan kepada segenap karyawannya agar dapat merangkul teknologi dalam seluruh spektrum pengembangan bisnis, hubungan pelanggan, hingga pengelolaan sumber daya manusia.

 

"Workshop ini diharapkan dapat memberikan tambahan pemikiran konstruktif dalam membangun karakter dan prinsip kepemimpinan yang berdasarkan transformasi digital untuk meningkatkan bisnisnya," tambahnya.

 

Sementara itu, dalam pemaparannya, pengamat dan praktisi industri 4.0 Anugrah Pratama menjelaskan bahwa revolusi industri saat ini sangat berbeda dibandingkan dengan segala revolusi yang pernah umat manusia alami sebelumnya.

 

Pasalnya, begitu beragamnya hal baru yang muncul yang ternyata memberikan dampak signifikan ke hampir seluruh sektor industri.

 

"Setidaknya terdapat enam enabler revolusi industri 4.0: Internet of Things, blockchain, robotic process automation, artificial intelegence, Analytics, dan Cybersecurity," ungkapnya.

 

Kepemimpinan memainkan peran penting dalam, tak hanya, menyelamatkan sebuah perusahaan dari dampak disrupsi, tapi juga untuk meraih pertumbuhan yang signifikan.

 

Lebih lanjut, dia mengatakan, terdapat empat sikap kunci yang merepresentasikan kepemimpinan digital, yakni: Navigate - mampu mengarahkan perusahaan untuk selalu beradaptasi dengan perubahan zaman; Connect - mampu menghubungkan orang dengan ekosistem kerja terbuka; Relate - mampu menyeimbangkan keterlibatan manusia dan teknologi dalam pekerjaan; dan Think - inovatif dan mampu berpikir secara holistik.

 

"Perubahan itu keniscayaan. Oleh karena itu, keputusan ada di tangan para pelaku bisnis," katanya.

 

Workshop Digital Leadership 2019 diselenggerakan oleh Indonesia Re Institute, lembaga riset dan pusat data dan informasi asuransi nasional yang berada di bawah naungan Indonesia Re. Dengan mengusung tema 'Building Resilience To Embrace The New Era of Industry 4.0 Through Digital

Leadership', event ini dirancang untuk membangun karakter dan pola pikir karyawan perusahaan pelat merah ini di tengah revolusi industri 4.0.

 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019