Beijing (ANTARA News) - Pemain bulutangkis nomor satu dunia asal China Lin Dan mengaku tidak pernah memukul pelatihnya tetapi meminta maaf karena terlibat adu mulut yang membuatnya terancam dicoret dari tim Olimpiade, seperti dinyatakan media pemerintah. Lin (24) dituduh memukul pelatihnya, Ji Xinpeng setelah kehilangan kesabarannya pada sesi latihan pertandingan pekan lalu, yang memicu seruan untuk menghukum bintang temperamen itu. "Saya telah minta maaf, tetapi saya tidak pernah memukul siapapun," kata Lin kepada harian Southern Metropolis di Guangzhou, Sabtu seperti dilaporkan AFP. Sebelumnya, beberapa harian di negara tersebut melaporkan bahwa Lin telah memukul Ji dan beberapa pemain serta pelatih segera mencegah agar juara dunia 2007 itu tidak melayangkan pukulan kedua. Insiden tersebut mendapat tanggapan keras di antara penggemar bulutangkis, dan beberapa di antaranya meminta agar pemain keras kepala itu dicoret dari tim China. "Pelatih tim dan ketua ofisial memanjakan Lin. Ia seharusnya sudah ditendang dari tim lebih cepat," kata China Daily mengutip pernyataan seorang penggemar. Lin hanya meminta maaf kepada pelatih Ji beberapa hari setelah insiden Selasa tersebut dan menyatakan bahwa pada mulanya ia tidak terlalu menganggap insiden itu sebagai peristiwa besar. "Pada dasarnya, saya mengganggap bahwa ini adalah masalah kecil. Tetapi kemudian, kejadian ini berimbas pada reputasi tim bulutangkis sehingga saya meminta maaf kepada pelatih," kata Lin menurut Southern Metropolis. Ji berharap, kata maaf tersebut akan menjadi kata terakhir pada insiden tersebut sehingga tim bisa berkonsentrasi pada latihan menjelang Olimpiade Beijing 8-24 Agustus. "Untuk negara, keutuhan serta stabilitas tim, kami akan melupakannya dan tidak ingin mempengaruhi segala persiapan Olimpiade," katanya. Lin juga terkenal karena perseteruannya dengan juara Olimpiade Taufik Hidayat dari Indonesia. Ia juga pernah terlibat pertengkaran dengan pelatih Korea Selatan asal China Li Mao di Korea Terbuka awal tahun ini. Pada insiden tersebut, Lin mengejar Li setelah mempertanyakan keputusan hakim garis dan tampaknya ingin memukul mantan pelatih China itu dengan raketnya sebelum pelatih dan rekan satu timnya mencegahnya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008