Bintan (ANTARA) (ANTARA) - Nelayan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) sudah sebulan terakhir ini tidak bisa melaut karena ketinggian gelombang di perairan wilayah itu mencapai 2,5-3 meter.

"Diperkirakan dua minggu ke depan nelayan baru bisa melaut. Itupun kalau cuaca sudah mulai kondusif," kata Ketua Komite Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Bintan, Buyung Syukur Harianto di Bintan, Sabtu.

Buyung mengatakan, selama tidak melaut para nelayan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Mereka tidak punya pilihan lain, karena satu-satunya sumber mata pencaharian ialah dengan melaut.

"Mereka di rumah saja. Kalau ada alat tangkap yang rusak, ya mereka memperbaikinya," ujarnya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama tidak turun ke laut, kata dia, nelayan terpaksa meminjam uang kepada tauke tempat biasa mereka menjual hasil tangkapan.

"Bayarnya nanti setelah nelayan sudah bisa melaut dan mendapatkan hasil tangkapan yang memadai," ucap Buyung.

Buyung juga mengharapkan pemerintah daerah setempat dapat mencarikan solusi untuk membantu nelayan saat tidak bisa melaut.

"Misalnya membuat program padat karya, di mana nelayan bisa memperbaiki selokan, pantai, serta membuat keramba. Intinya mereka bisa mendapatkan gaji dari sana," tutur Buyung.


Baca juga: Akibat tumpahan minyak, nelayan Marunda keluhkan tangkapan berkurang
Baca juga: HNSI Sambas: Kapal bantuan KKP jarang digunakan nelayan

Pewarta: Ogen
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019