"Saat ini 90 persen warga Carita sudah berada dilokasi pengungsian di enam titik termasuk beberapa pengunjung dan tamu dari luar Pandeglang," kata Franki salah seorang warga Carita yang juga pengelola wisata pantai, Jumat malam.
Menurut Franki, kondisi saat ini air laut masih terlihat normal meski status bahaya tsunami sudah dicabut, namun warga masih memilih untuk berada di pengungsian.
"Kami berharap gempa yang terjadi tidak berdampak tsunami, namun kami telah mengimbau pada warga untuk tetap waspada dan untuk sementara tetap berada di pengungsian. Meski memang tadi terjadi kepanikan semua warga Carita," katanya.
Hal senada diungkapkan Rodiah, warga Kecamatan Sumur saat terjadinya gempa seluruh warga berhamburan berlarian langsung menuju lokasi yang lebih aman dan dataran tinggi, karena merasa khawatir terjadi tsunami dan masih merasakan trauma kejadian tsunami pada 22 Desember 2018.
"Kami bersama warga lainnya sudah berada di lokasi pengungsian yang lebih aman, mungkin sampe besok pagi hingga ada info yang menyatakan benar-benar aman." katanya.
Sementara Camat Panimbang, E Suaedi menyatakan kondisi air laut masih terlihat normal, namun meski demikian seluruh warga sudah diberikan imbauan untuk mengungsi terutama yang berada di pesisir pantai.
"Warga sudah berada di pengungsian ke daerah yang lebih aman, ada yang Angsana dan sebagian berada di kantor kecamatan. Warga masih panik dan trauma dengan tsunami pada bulan Desember 2018 lalu," katanya.
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4, pada pukul 19:03:21 WIB, berlokasi di 7.54 lintang selatan, 104.58 bujur timur. Pusat gempa berada di 147 Km barat daya Sumur, Kabupaten Pandeglang dengan kedalaman 10 Km.*
Baca juga: Wali Kota Bandarlampung tinjau langsung warga yang mengungsi
Baca juga: BNPB: Kerusakan akibat gempa M 7,4 berskala IV sampai V Skala Mercalli
Pewarta: Sambas
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019