Manila (ANTARA News) - Dua bom kecil, salah satunya berada di luar suatu katedral Katolik, meledak pada Minggu dinihari di Filipina Selatan. Tidak ada korban dalam insiden itu namun timbul kekhawatiran adanya aksi kekerasan baru yang dilakukan kelompok garis keras. Kepala polisi Kota Zamboanga mengemukakan bahwa pihak berwenang menyelidiki kemungkinan aksi itu dilakukan kelompok garis keras yang dilatih anggota Jemaah Islamiyah. Di kota Zamboanga terdapat pangkalan pasukan khusus Amerika Serikat (AS). "Kami menemukan jejak cangkang mortir dan satu Ponsel di lokasi ledakan," kata Inspektur Jonathan Perez, lalu menambahkan bahwa untuk pertama kali bom jenis itu meledak di kota tersebut. Sejak tahun 2002, Washington menolong negara bekas jajahannya tersebut untuk memburu kelompok garis keras melalui pelatihan dan pemberian peralatan. Kota Zamboanga adalah tempat dinas para penasehat dari AS. Militer Filipina, Minggu, mengatakan bahwa mereka menyelidiki kemungkinan bahwa ledakan pertama itu ditujukan untuk menganggu misa pada pukul 05:00 pagi namun bom meledak sebelum waktunya. "Siapapun pelakunya tampaknya tidak ingin menimbulkan kerusakan besar tapi hanya membuat ketakutan," kata Kolonel Kolonel Darwin Guerra, komandan satuan tugas militer setempat kepada radio lokal. Ledakan kecil kedua terjadi di dekat warung kopi sekitar satu kilometer dari katedral. Pecahan serupa dengan bom pertama ditemukan di lokasi ledakan kedua, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008