Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dan unsur Muspika Ciracap melakukan evakuasi terhadap warga yang tinggal di sekitar pesisir Pantai Ujunggenteng pascagempa Sumur, Banten dengan magnitudo 7,4..
"Warga dievakuasi oleh petugas kami ke kantor desa yang lokasinya lebih tinggi. Ini dilakukan setelah adanya peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan status waspada potensi tsunami wilayah Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Jumat malam.
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terjadinya bencana tsunami. Hingga saat ini kondisi warga tetap kondusif dan yang tinggal di daerah pesisir pantai sudah naik ke dataran yang lebih tinggi.
Namun, tetap diimbau untuk tenang dan selalu memperhatikan anak, keluarga dan harta benda yang dibawanya. Selain itu, warga pun agar tidak melakukan aktivitas yang bisa menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti panik berlebihan.
Dalam evakuasi ini pihaknya juga dibantu TNI dan Polri untuk mengamankan kondisi permukiman khususnya yang ditinggal warga untuk mengungsi sementara ke tempat yang lebih tinggi dan aman.
"Kami imbau warga agar tidak terpencar dan berkumpul di tempat yang lebih tinggi dan aman. Evakuasi ini dilakukan hingga status peringatan tsunami dicabut BMKG," tambahnya.
Daeng mengatakan pihaknya bersama petugas keamanan saat ini masih melakukan penyisiran ke setiap permukiman warga, pesisir dan lokasi lainnya antisipasi adanya oknum yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan situasi kepanikan seperti ini.
Informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa dengan magnitudo 7,4 yang terjadi pada Jumat, (2/8) sekitar pukul 19.03 WIB berlokasi di 7.54 LS, 104.58 BT 147 km Baratdaya Sumur, Banten dengan kedalaman 10 km dan berpotensi menyebabkan tsunami.
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019