Jakarta (ANTARA) - Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Muhammad Kamaludin mengatakan operasional transportasi Mass Rapid Transportation (MRT) sempat terhenti akibat gempa sebesar 7,4 M yang terasa sampai Jakarta.
"Jadi sesuai SOP kami, operation center kami mendeteksi gempa di sensor kami dan sementara menghentikan operasional MRT di platform," kata Kamaluddin ketika dihubungi di Jakarta, Jumat.
MRT yang ada di stasiun, menurut Kamaluddin dihentikan terlebih dahulu di platform selama 10 menit 43 detik hingga gempa selesai untuk kemudian dilanjutkan kembali.
"Sekarang sudah normal kembali," katanya.
Baca juga: Jakarta diguncang gempa, KCI: Perjalanan KRL masih aman
Baca juga: KCJ: operasional kereta tidak terdampak gempa
Baca juga: Warga Jakarta panik merasakan gempa berkekuatan 7,4 SR
Akibat gempa tersebut, ia mengatakan akan melakukan evakuasi menyeluruh di fasilitas-fasilitas stasiun dan MRT untuk memastikan semua dalam kondisi normal.
Hingga kini, ia mengatakan tidak ada dampak apapun yang ditimbulkan akibat gempa.
Sementara menurut pengakuan penumpang MRT, sebagian mengakui tidak merasakan guncangan gempa ketika MRT sedang berjalan di lajur underground.
Sementara ketika MRT sedang berjalan di atas jalan layang, sebagian penumpang mengakui merasakan guncangan tersebut.
Sama halnya dengan penumpang MRT, para penumpang commuter line pun mengatakan tidak begitu merasakan guncangan saat di dalam kereta.
"Gak terasa tapi orang-orang yang di dalam kereta sempat melihat kereta di luar goyang-goyang. Beberapa orang di platform juga panik," kata salah seorang penumpang KRL, Restiana.
Sebelumnya, gempa sebesar 7,4 M yang berpotensi tsunami telah terjadi di 147 km Barat Daya Sumatera Utara-Banten. Gempa tersebut terasa hingga Jakarta.
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019