Kami banyak sekali tamu-tamu dari Jakarta yang ingin sekali mencari noken, sementara banyak sekali perajin noken di pinggir-pinggir jalan
Jayapura (ANTARA) - Manajemen Hotel Horison Kotaraja, melibatkan mama-mama Papua perajin noken mempromosikan hasil rajutan mereka dalam kegiatan Jayapura International AIDS Conference (JIAC)/konferensi internasional AIDS Jayapura yang digelar di hotel itu.
"Sebenarnya tujuan kami simpel ya, mama-mama ini dengan telatennya merajut noken," kata Cluster General Manager Horison Jayapura dan Kotaraja, Eddy Soenarno Soerjaningrat di Jayapura, Jumat.
Pihak hotel menyediakan dua meja persis di pintu masuk bagian depan bagi mama-Papua perajin noken untuk mempromosikan noken hasil rajutan mereka di lantai satu hotel tersebut. Peserta konferensi yang hendak membeli oleh-oleh noken tidak lagi perlu keluar hotel untuk mencari tetapi langsung turun ke lantai satu.
Noken yang disediakan mulai dari ukuran besar, sedang hingga berukuran kecil. Bahannya pun beragam, ada rajutan noken yang berbahan dasar asli dari tali pohon genemo, ada yang bahan dasarnya dari benang wol.
Selain itu, ada suvenir serta gantungan kunci dan gelang-gelang hasil buat tangan mereka yang juga dipromosikan dalam ajang konferensi tersebut.
Menurut Eddy Soenarno Soerjaningrat, kerajinan mama-mama Papua ini harus dihargai dan harus diekspos.
"Kami banyak sekali tamu-tamu dari Jakarta yang ingin sekali mencari noken, sementara banyak sekali perajin noken di pinggir-pinggir jalan," katanya.
Sebenarnya, kata dia, pihaknya merasa iba, kok mereka harus di pinggir-pinggir jalan. Hal ini juga memberi ide buat hotel-hotel yang lain, ayo sama-sama angkat perajin-perajin lokal.
"Ya, karena kualitasnya juga luar biasa, tapi karena mama-mama ini belum dikasih kesempatan dan difasilitasi," katanya.
Jadi, menurut dia, kalau ada kegiatan besar, pihaknya mengundang mereka/perajin noken ini datang ke hotel untuk memamerkan produknya yang luar biasa indah.
"Dan kami juga mempermudah tamu-tamu kami, jangan kemana-mana carinya di sini saja," ujarnya.
Dia mengatakan, mama-mama perajin noken ini bergantian memamerkan produknya karena keterbatasan tempat, mereka cukup senang karena banyak tamu-tamu hotel yang membeli noken rajutan mereka.
"Saya sendiri punya program itu siapa saja yang menginap di horison sweet itu dapat satu noken, kita sudah pesan dan di noken itu ada tulisan Horison Papua," ujarnya.
Hal ini juga sebenarnya untuk mengangkat kerajinan noken karena untuk merajut noken butuh ketelitian dan keahlian tersendiri.
"Saya bangga ada di sini dan ya tugas saya untuk mengekspos budaya Papua, kami punya tanggung jawab untuk membantu mereka," ujarnya.
Harga noken, suvenir, gelang dan gantungan kunci yang dipromosikan beragam, mulai dari harga Rp20.00 hingga Rp200.000.
"Kalau noken dari benang wol yang ada tulisan nama ini harganya Rp100.000, kalau yang polos dan bahannya dari kulit kayu harganya, Rp150.000 karena bahannya susah, ada yang lebih mahal lagi yakni Rp200.000," kata Uberta Mote, salah salah satu mama perajin noken.
Menurut dia, kalau tas-tas yang memaki res, harganya disesuaikan dengan ukuran. Yang berukuran kecil harganya Rp100.000, berukuran besar Rp200.000, ada yang harganya Rp150.000.
Sedangkan, tambah Uberta, untuk gantungan kunci, gelang-gelang dari kulit kayu, rata-rata dijual dengan harga Rp20.000.
Baca juga: Noken raksasa Rp90 juta akan dipamerkan di Festival Lembah Baliem
Baca juga: Anggota Yonif 725/WRG, belajar rajut "noken"
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019