Seattle (ANTARA News) - Puluhan ribu orang berkumpul di stadio olahraga Seattle, Sabtu, untuk mendengarkan seruan Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet di pengasingan, bagi aksi non-kekerasan dan guna memperingati Abad Ke-21 sebagai "abad dialog".Drum ditabuh, tetua suku Indian Amerika dengan mengenakan hiasan kepala dari bulu menari dan penyelenggara mengatakan sebanyak 51.000 orang --banyak dari mereka adalah keluarga-- mendengarkan di bawah sinar matahari pidato Dalai Lama mengenai rasa sayang.Pemimpin agama berjubah itu, yang duduk di kursi merah di bawah kanopi di lapangan stadion tersebut, tak merujuk kepada kerusuhan baru-baru ini di Tibet dan juga tidak merujuk kepada saran agar para pemimpin dunia mesti memboikot upacara pembukaan Pertandingan Olimpiade Beijing 2008. Dalai Lama, Jumat, mengatakan ia tak mendukung boikot terhadap Olimpiade Beijing. Ia telah menolak pernyataan China bahwa ia mendalangi kerusuhan maut di seluruh Tibet bulan lalu, yang berkaitan dengan aksi bagi kemerdekaan. Pada Sabtu, kantor berita resmi China, Xinhua, melaporkan penangkapan sembilan biksu Buddha yang diduga memiliki hubungan dengan pemboman bangunan pemerintah di Tibet. Pertemuan massal Sabtu di Seattle adalah yang terbesar dari peristiwa kemasyarakatan lima-hari guna mendorong rasa kasih dalam kehidupan sehari-hari yang diselenggarakan oleh kelompok "Seeds of Compassion". "Saya menduga takkan mendengar pesan politik. Saya tak memandang ini sebagai acara keagamaan, tapi ini kelihatan seperti kesempatan unik," kata pemilik usaha kecil Patrick Burningham (42), yang berada di antara kerumunan orang. Proses kebudayaan yang terdiri atas 1.000 orang yang mengenakan pakaian China, Jepang, Amerika-Afrika, suku asli Amerika dan pakaian nasional negara lain memulai festival tersebut dengan disertai oleh lebih dari 100 penabuh drum. Dalam pidatonya selama 45 menit, Dalai Lama menyerukan penghapusan senjata nuklir dan berbicara mengenai peran perempuan dalam memelihara kasih-sayang. Ia juga membahas perlunya aksi tanpa kekerasan dan mengatakan Abad Ke-21 mesti menjadi "abad dialog". Mahasiswa bernama Derek Albietz (21) mengatakan ia sejak dulu selalu tertarik pada pandangan Dalai Lama. "Ini adalah kesempatan pertama saya untuk melihat dia secara langsung. Saya ingin mendengar pandangannya mengenai rasa kasih dan ilmu pengetahuan dan cara membantu dunia," kata Albietz kepada Reuters.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008