Dili (ANTARA News) - Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta, yang cedera dalam satu usaha pembunuhan Februari lalu, akan pulang ke negara kecil itu pekan depan, kata sebuah pernyataan, Sabtu. "Setelah 65 hari dirawat di Darwin, Australia, setelah insiden 11 Februari, Presiden Jose Ramos Horta akan pulang ke Timor Leste 17 April," kata sebuah siaran media dari kantor kepresidenannya seperti dikutip AFP. Ramos Horta, 58 tahun, ditembak di kediamannya di Dili, ibukota negara Asia Tenggara itu oleh pemberontak yang secara terpisah juga menyerang Perdana Menteri Xanana Gusmao, yang selamat dan tanpa cedera. Pemimpin pemberontak Alfredo Reinado tewas dalam serangan di rumah presiden itu tetapi sejumlah pemberontak lainnya masih bebas. Setibanya di bandara Dili, peraih hadiah perdamaian Nobel itu akan memberikan keterangan kepada wartawan dan berencana akan menghadiri misa Minggu tiga hari kemudian. Presiden akan menyampaikan pidato di parlemen nasional 21 April, tambah pernyataan tersebut. Ramos Horta memberikan jaminannya dalam pekan itu pada televisi nasional bahwa ia akan tetap memimpin negaranya setelah sebuah suratkabar Australia yang mengutip pernyataan dia yang mengatakan ia mungkin mengundurkan diri. Pasukan internasional ditempatkan di Timor Leste sejak tahun 2006 setelah satu desersi besar-besaran para anggota angkatan bersenjata yang memicu perang antara faksi-faksi militer dan polisi dan aksi kekerasan di jalan yang menewaskan paling tidak 37 orang. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008