Jakarta (ANTARA News) - Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) hasil kerjasama Departemen PU bersama pemerintah daerah telah berjalan di 345 lokasi di seluruh Indonesia."Lokasi berada di 27 provinsi dan 157 kabupaten/kota," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Budi Yuwono mewakili Menteri PU dalam pencanangan Gerakan Sanimas di Kampung Pisangan Periuk, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu. Data Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya, program Sanimas telah berhasil direplikasi di 68 lokasi di 52 kabupaten/kota di 20 provinsi pada 2006. Setahun berikutnya program dilaksanakan di 137 lokasi di 95 kabupaten/kota di 27 provinsi. Sementara tahun ini Sanimas diminati di 129 lokasi di 17 provinsi. Budi mengungkapkan, melalui semangat otonomi daerah, diharapkan pemerintah daerah (pemda) lebih meningkatkan perannya dalam membina dan memfasilitasi program Sanimas. "Saya juga mengajak kalangan dunia usaha untuk berkontribusi ikut serta membenahi kualitas sanitasi masyarakat di sekitarnya, sebagai bagian dari corporate social responsibility mereka," katanya. Turut hadir dalam pencanangan tersebut antara lain, Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Iwan Nursyirwan Diar, Inspektur Jenderal Departemen PU Basoeki Hadimoeljono, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan I Nyoman Kandun, Ketua Panitia Nasional Peringatan Hari Air Dunia (HAD) XVI Mochammad Amron. Pencanangan Gerakan Sanimas di Kampung Pisangan Periuk ini masih merupakan rangkaian acara dalam peringatan HAD XVI di Indonesia bertema "Sanitasi Lestarikan Air dan Lingkungan". Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto pada kesempatan itu minta kepada masyarakat agar dapat bekerja keras memperbaiki sistem sanitasi dan kualitas lingkungan, sekaligus menyelamatkan air, guna meningkatkan standar kesehatan dan produktivitas. Menurut Menteri PU, momentum peringatan HAD tahun ini harus dipakai untuk memperbaharui tekad dan komitmen terhadap permasalahan air dan sanitasi serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap penyelamatan air dan kualitas sanitasi dengan melibatkan semua "stakeholder" terkait. Dalam pencanangan tersebut, Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono juga meresmikan bangunan Mandi, Cuci, Kakus (MCK++) di lokasi yang sama. Dalam sistem MCK++ tersebut terdiri atas komponen toilet, komponen pemipaan, komponen pengolahan serta komponen pembuangan. Dalam komponen toilet bangunan tersebut dilengkapi antara lain 3 kamar mandi, 1 kamar mandi anak, 7 unit WC, ruang cuci, keran air, wastafel dan taman. Sementara dalam komponen pembuangan dilakukan setelah melalui pengolahan untuk kemudian dibuang ke badan air terdekat. Ketua Panitia Nasional HAD XVI Mochammad Amron mengatakan, MCK++ tersebut dilengkapi pengolahan limbah dengan sistem "Decentralized Wastewater Treatment" dan "Bio Digester" yang dapat menghasilkan biogas yang bermanfaat sebagai bahan bakar memasak. "Air keluaran dari digestive tank pun memiliki baku mutu yang cukup tinggi sehingga tidak menggangu sumur milik penduduk setempat," ujar Mochammad Amron.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008