Solo (ANTARA News) - Jawa Tengah menetapkan sebagai daerah pusat pendidikan Vokasi, hal ini dilakukan untuk memecahkan masalah pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan. Gubernur Jawa Tengah Ali Mufiz mengatakan hal itu ketika melakukan penandatanganan kerja sama dengan Mendiknas Bambang Sudibyo dan bupati/walikota dalam mewujudkan Jawa Tengah sebagai daerah Vokasi dan sekaligus diadakan rapat konsultasi dan koordinasi pembangunan bidang pendidikan Jawa Tengah, di Solo, Sabtu. Jawa Tengah, katanya, menerapkan menjadi pusat pendidikan Vokasi yang artinya bahwa pendidikan yang diarahkan pada pengusaan keahlian terapan tertentu sehingga mampu mencetak tenaga kerja siap pakai. Hal ini didasari atas jumlah SMK lebih tinggi dibanding jumlah SMA yakni SMK sebanyak 947 dan SMA hanya 864 unit dengan jumlah siswanya yaitu 420.192 orang untuk SMK dan SMA hanya 371.326 siswa. Menurut dia, sesuai Rembug Nasional Pendidikan Tahun 2008, kondisi tersebut mendudukkan Jawa Tengah pada urutan ke dua setelah DKI Jakarta. Untuk jumlah SMK sekolah bertaraf internasional secara nasional telah ditetapkan Depdiknas sebanyak 179 sekolah, di Jawa Tengah terdapat 35 SMK atau 19,6 persen dan paling banyak di seluruh Provinsi Indonesia, kata Ali Mufiz. Jumlah SMK yang memiliki sertifikat SMM (Sistem Manajemen Mutu), ISO 9001-2000 secara nasional sebanyak 221 SMK, dan 61 SMK ini berada di Jawa Tengah, sehingga menempatkan provinsi ini sebagai provinsi yang SMK-nya telah melaksanakan SMM dan memiliki sertifikasi Iso 9001-2000. Untuk SMK yang telah dikembangkan menjadi SMK unggulan dengan fasilitas dan sumber daya manusia yang lengkap untuk menjadi TUK (tempat uji kompetensi) sebanyak 38 SMK. Secara umum gedung SMK dengan jumlah ruang kelas secara keseluruhan 21.678, sangat memadai untuk penyelenggaraan pembelajaran, dari jumlah tersebut sebanyak 19.171 ruang kelas atau 90,74 persen dalam kondisi baik. Kompetensi akademik guru SMK cukup menggembirakan, karena dari 25.948 guru SMK yang telah menempuh S1 dan S2 sebanyak 21.037 atau 81,07 persen, sedangkan yang belum S1 hanya 4.911 guru atau 18,93 persen. Gubernur Jawa Tengah atas dasar tersebut juga meminta kepada Mendiknas berkenan memberikan dukungan terhadap obsesi Jawa Tengah sebagai daerah yang menjadi pusat pendidikan Vokasi ini. Menyinggung sertifikasi guru, ia mengatakan jumlah guru secara keseluruhan sebanyak 346.520 orang, sesuai kuota nasional sampai tahun 2008 Jawa Tengah mendapat jatah 59.433 guru dan yang telah mengikuti proses sertifikasi sebanyak 29.473 guru, sedang yang dinyatakan lulus 22.274 guru namun sampai sekarang tunjangan bagi guru yang dinyatakan lulus belum terealisasi.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008