Kota Batu, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu menyebutkan hingga Jumat (2/8) masih ada tujuh titik bara api yang memiliki potensi bahaya di Gunung Arjuno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.
Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kota Batu Achmad Choirur Rochim menyatakan bahwa tujuh titik bara api tersebut masih terpantau oleh tim yang berada di Pos Taman Hutan Raya Raden Soerjo hingga pukul 14.15 WIB.
"Tim Penyisir Puncak sudah tiba di Pura Giri Arjuno, pukul 13.53 WIB, dan terpantau masih ada tujuh titik bara api," kata Rochim, di Kota Batu, Jawa Timur,.
Rochim menambahkan, pemantauan tersebut dilakukan oleh tim dengan personel dua orang yang mendaki Gunung Arjuno. Sebelumnya, sebanyak 17 personel gabungan juga telah dikerahkan untuk memadamkan api dengan metode manual.
Namun, karena medan yang curam, membuat para petugas tersebut kesulitan untuk memadamkan api. Kebakaran belum teratasi karena banyak bara api tersimpan di kayu dan akar yang terbakar.
Kayu dan akar tersebut, berpotensi menyulut kebakaran baru akibat hembusan angin yang cukup kencang. Rencananya, pada Sabtu (3/8), upaya pemadaman akan dilakukan dengan mengerahkan satu unit helikopter untuk menyiramkan air dari udara (water bombing) di titik-titik yang berpotensi menimbulkan kebakaran.
"Kami terus melakukan pemantauan, untuk mengantisipasi munculnya api baru karena situasi di lokasi, angin cukup kencang," kata Rochim.
Dalam upaya pemadaman api di Gunung Arjuno, Tim Gabungan Pemadam terkendala medan yang cenderung curam dan mempersulit petugas untuk mencapai titik kebakaran. Medan cukup sulit dengan tingkat kemiringan lebih dari 60 derajat.
Jauhnya lokasi titik api yang berada pada ketinggian 2.730 mdpl, mengharuskan Tim Pemadam berjalan kaki selama kurang lebih lima jam.
Titik api tersebut, merupakan hasil rambatan dari titik api pertama pada ketinggian 3.152 meter di atas permukaan laut, yang telah berhasil dipadamkan pada Senin (29/7). Diperkirakan, luasan area yang terbakar mencapai 300 hektare.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019