Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa dirinya rela meninggalkan zona nyaman sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat, untuk bergabung pada kabinet Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Keuangan pada 2016 lalu.
Ia mengaku ingin bergabung pada pemerintahan Jokowi karena cita-cita Presiden untuk membangun Indonesia menurutnya merupakan niat yang mulia sehingga ia berani mengambil sebuah langkah besar tersebut
“Meskipun di World Bank saya bisa keliling dunia tapi saya bisa meninggalkan zona nyaman karena cita-cita beliau yang mulia,” katanya saat ditemui di Kantor Kadin, Jakarta, Jumat.
Meskipun begitu, Sri Mulyani mengaku sempat dilanda kebingungan dalam menentukan langkahnya tersebut sebab akan berpengaruh tidak hanya secara pribadi dan keluarga, melainkan negara juga.
“Jadi dimensinya enggak selalu apa yang untung buat saya. Prosesnya agak kompleks ketika Pak Jokowi meminta saya bergabung dengan kabinetnya,” ujarnya.
Bahkan di Bank Dunia, Sri Mulyani memperoleh pendapatan yang sangat besar dan berbagai pengalaman lain seperti berkontribusi dalam pembangunan untuk mengurangi kemiskinan di negara-negara seluruh dunia.
Namun ia menegaskan bahwa berbagai hal yang didapat ketika bekerja di Bank Dunia itu tetap tidak membuatnya gentar untuk mengabdi pada Indonesia, meskipun menjadi menteri keuangan lagi bukan hal yang menantang bagi dirinya karena ia pernah menduduki posisi yang sama saat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Saya itu bukan orang yang ingin kembali ke pekerjaan lama. Hidup itu harus move on. Kalau jadi menteri keuangan lagi saya harus menemukan motivasi lagi supaya saya bisa berkontribusi optimal,” katanya.
Setelah ia mengetahui bahwa keadaan perekonomian Indonesia sedang sangat rendah saat itu, ia langsung menyetujui tawaran Presiden Jokowi untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Pas pulang kondisi APBN sedang kritis. Tapi saya yakin kalau ibu saya masih hidup sekali pun ia pasti akan lebih senang jika saya kembali mengabdi untuk tanah air,” ujarnya.
Ia melanjutkan bahwa proses pemulangannya ke Indonesia sangat cepat, berawal dari datang ke Indonesia selama tiga hari untuk menjadi pembicara di Universitas Indonesia lalu tiba-tiba Jokowi tidak memperbolehkan Sri Mulyani kembali ke Amerika Serikat lagi.
“Saya kembali ke Indonesia hanya membawa satu koper kecil yang berisi beberapa baju,” ujarnya.
Baca juga: Sri Mulyani sanggupi tantangan soal keterbukaan informasi
Baca juga: Sri, Susi, dan Retno 3 srikandi menteri yang harus dipertahankan
Baca juga: Sri Mulyani mengeluh peran swasta hanya 10 persen untuk danai riset
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019