Najaf, Irak (ANTARA News) - Sejumlah pria bersenjata telah menembak mati seorang pembantu penting ulama Syiah Moqtada al-Sadr di kota suci Najaf di Irak Jumat, yang memicu kemarahan di antara pengikutnya ketika mereka memerangi pasukan pemerintah di dua front. Riyad al-Nuri, direktur kantor gerakan Sadr di Najaf, tewas ditembak di dekat rumahnya ketika ia pulang dari shalat Jumat, kepala polisi Najaf Mayor Jenderal Abdul Karim Mustafa. Polisi dengan segera menerapkan jam larangan keluar rumah pada waktu malam di kota suci itu menyusul penembakan tersebut, sementara PM Nuri al-Maliki dengan keras mengutuk serangan itu dan gerakan Sadr menyalahkan pasukan AS "dan pihak lainnya yang bekerjasama dengan mereka". Seorang pejabat Sadr di Najaf, Haider al-Turfi, mengatakan orang-orang bersenjata itu telah menunggu Nuri yang berusia 37 tahun dekat rumahnya di lingkungan Al-Adala di timur kota tersebut. "Ketika ia tiba dari shalat, mereka menembaknya, membunuhnya seketika," kata Turfi. Jurubicara Sadr di Najaf, Salah al-Obeidi, mengecam AS. "Pasukan pendudukan dan yang lain bekerjasama dengan mereka bertanggungjawab atas pembunuhan itu," kata Obeidi. Nuri adalah seorang pemimpin senior dalam gerakan ulama itu dan saudara perempuannya menikah dengan saudara laki-laki Sadr Murtadho yang tewas 1999. Serangan itu tiba ketika milisi Tentara Mahdi pimpinan Sadr terlibat dalam bentrokan mematikan dengan pasukan keamanan Irak di markas besar mereka di Baghdad Timur Sadr City dan di kota pelabuhan Basrah di Irak selatan. Anggota milisi Tentara Mahdi telah memerangi tentara Irak di kedua kubu kuat Syiah itu sejak 25 Maret, ketika Maliki memerintahkan tindakan keras terhadap anggota milisi itu di Basrah. Sedikitnya 700 orang telah tewas dalam pertempuran itu, yang mulai di Basrah tapi dengan cepat meluas ke daerah Syiah di Baghdad dan tempat lainnya di Irak. Pertempuran mereda setelah Sadr menarik pejuangnya keluar dari jalanan 30 Maret, tapi pertempuran meletus dalam kemarahan yang lebih besar sepekan kemudian di Sadr City ketika pasukan Irak dan AS memulai operasi baru di kotapraja itu. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008