Timika (ANTARA) - Jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua mengalami hambatan untuk menggelar kegiatan Sub PIN Polio periode kedua (Juli) pada dua Puskesmas di wilayah pedalaman lantaran kesulitan transportasi ke wilayah itu.
Penanggung Jawab Imunisasi pada Dinas Kesehatan Mimika, Usman La Ali Muda di Timika, Jumat, mengatakan sudah sebulan terakhir petugas Puskesmas Hoeya dan Aroanop tidak bisa berangkat ke tempat tugas mereka yang berada di kawasan pegunungan lantaran tidak ada sarana transportasi.
Kondisi itu membuat kegiatan pemberian vaksin polio kepada anak dan balita usia 0- 15 tahun di dua wilayah itu tidak bisa dilakukan.
"Untuk dua puskesmas di pedalaman yaitu Puskesmas Hoeya dan Aroanop, capaian Sub PIN Polio-nya masih nol karena kesulitan transportasi ke sana. Sudah satu bulan ini teman-teman dari dua puskesmas itu mencoba berangkat ke sana, namun pesawat (helikopter) tidak bisa terbang karena kondisi cuaca tidak mendukung," kata Usman.
Sesuai data Dinkes Mimika, jumlah anak dan balita yang seharusnya mendapatkan imunisasi polio di wilayah kerja Puskesmas Aroanop yaitu sebanyak 1.008 orang dan di Puskesmas Hoeya sebanyak 336 orang.
Saat kegiatan Sub PIN Polio tahap pertama yang digelar 17 Maret lalu, anak dan balita yang mendapatkan imunisasi polio di kedua wilayah Puskesmas itu masing-masing berjumlah 354 orang dan 272 orang.
Adapun capaian kegiatan Sub PIN Polio periode kedua bulan Juli 2019 di Mimika mencapai 87,5 persen dengan jumlah anak dan balita yang telah menerima imunisasi polio sebanyak 48.076 orang dari target sebanyak 54.921 orang.
Sementara pada periode pertama bulan Maret 2019, capaian Sub PIN Polio di Mimika mencapai 91,9 persen dengan jumlah anak dan balita yang telah menerima imunisasi polio sebanyak 50.452 orang.
Usman mengatakan terus berkoordinasi dengan 23 puskesmas setempat untuk melanjutkan kegiatan pemberian vaksin polio kepada anak-anak dan balita usia 0-15 tahun terutama bagi mereka yang belum mendapatkan imunisasi polio.
"Kami terus jalan sambil menunggu surat resmi dari Kementerian Kesehatan mengingat kami diberikan target untuk menyelesaikan kegiatan Sub PIN Polio periode kedua hingga akhir Juli. Harapannya Mimika bisa mencapai target diatas 95 persen," kata Usman.
Imunisasi polio wajib diberikan kepada anak usia 0 tahun hingga 15 tahun di seluruh Papua (dilaksanakan dua kali selama 2019) menyikapi temuan tiga kasus polio positif di Kabupaten Yahukimo baru-baru ini.
Kasus polio pertama di Yahukimo ditemukan pada balita berusia dua tahun. Balita yang belum pernah menerima imunisasi polio sebelumnya langsung mengalami kelumpuhan.
Atas temuan kasus itu, Dinkes Provinsi Papua bersama tim dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) serta Unicef turun ke Yahukimo melakukan survei dan pengambilan sampel lingkungan serta sampel pada anak-anak di wilayah tersebut.
Lagi-lagi, tim kesehatan menemukan dua anak positif terserang polio, namun kasus polio pada kedua anak tersebut tidak memberikan gejala kelumpuhan.
Meski begitu, katanya, kedua anak yang positif terserang polio tersebut bisa menjadi sumber penularan bagi anak-anak lainnya jika anak-anak di sekitarnya tidak mendapatkan imunisasi untuk kekebalan tubuh mereka dari serangan virus polio.
Ketiga anak di Yahukimo tersebut didiagnosa terserang virus polio liar akibat tidak pernah mendapatkan imunisasi polio sebelumnya.
Beberapa waktu lalu perwakilan dari WHO dan Dinkes Papua juga mengunjungi RSMM Timika untuk melakukan pemetaan atau surveilens Acute Flaccid Paralysis (AFP) yaitu gejala lumpuh layu yang mirip dengan serangan polio.
Baca juga: Dinkes Mimika minta sekolah dukung imunisasi polio
Baca juga: Imunisasi polio diberikan kepada 35.583 anak di Mimika-Papua
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019