Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir berharap agar rencana perekrutan rektor dari luar negeri tidak dimaknai sebagai tindakan yang tidak menjaga dan merawat nasionalisme.
"Yang perlu kita sampaikan pada publik kita jangan skeptis, jangan melihat sesuatunya adalah dari marwah dan harga diri. Semua nasionalisme kita jaga. Pertanyaan saya negara-negara lain yang rektornya dari negara asing apakah terus dia akan jadi liberal kan tidak juga, nasionalisme tetap dijaga, kebangsaan tetap harus dijaga, tapi dalam hal ini supaya jadi lebih baik," kata Menteri Nasir kepada wartawan di Gedung Ristekdikti, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan perlu ada perubahan pola pikir dalam memandang rencana pemerintah ini karena itu semata-mata bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan sumber daya manusia Indonesia.
"Sekarang kita mencoba melakukan perubahan 'mindset' (pola pikir), harus membuka diri, jangan menutup diri supaya kita menjadi perguruan tinggi yang masuk di kelas global dan menghasilkan sumber daya manusia berkualitas," tuturnya.
"Ternyata dosen-dosennya dan pejabatnya hampir 40 persen dari asing.
Baca juga: Nasir : jangan langsung membenci terkait perekrutan rektor asing
Baca juga: Menristekdikti kantongi izin presiden soal rektor asing
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019