Semarang (ANTARA) - Sekitar 10 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Kedungpane Semarang dilibatkan dalam kegiatan kerja bakti membersihkan kawasan di sekitar Monumen Ketenangan Jiwa, pesisir laut di Ibu Kota Jawa Tengah itu, Jumat.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Rumah Pancasila itu juga melibatkan petugas kebersihan dari Pemerintah Kota Semarang.
Kabid Pembinaan Lapas Kelas 1 Kedungpane Semarang Ahmad Heryawan mengatakan bahwa pelibatan 10 warga binaan dalam kegiatan tersebut merupakan bagian dari memasyarakatkan kembali para narapidana itu.
Baca juga: Rumah Pancasila minta pemerintah kaji besaran uang makan napi
Mereka yang dilibatkan dalam kegiatan ini, kata Ahmad Heryawan, sudah memasuki asimilasi atau sudah menjalani lebih dari separuh hukumannya.
"Mereka ini dianggap sudah berkelakuan baik sehingga diberi kesempatan untuk ikut membantu kegiatan kemasyarakatan," katanya.
Sementara itu, Pendiri Rumah Pancasila Yosep Parera mengatakan kegiatan kerja bakti ini dilandasi oleh keprihatinan atas kondisi kawasan di sekitar Monumen Ketenangan Jiwa yang berada di ujung muara Kanal Banjir Barat Semarang itu.
Kondisi kawasan monumen yang berkaitan erat dengan peristiwa serangan 5 hari di Semarang itu ditumbuhi ilalang yang cukup tinggi.
Selain itu, banyak sampah berserakan di sekitar monumen yang tepat berada di tepi laut yang bertemu dengan mulut Kanal Banjir Barat Semarang itu.
Baca juga: Rumah Pancasila dukung PMP dihidupkan kembali
"Monumen ini berkaitan dengan para tentara Jepang yang tewas saat peristiwa serangan 5 hari di Semarang," katanya.
Monumen ini, lanjut dia, sebagai bentuk penghormatan atas tentara Jepang yang tewas dalam pertempuran itu.
Yosep Parera menyebut banyak warga negara Jepang yang datang berkunjung tiap tahun ke monumen itu.
Baca juga: Rumah Pancasila sayangkan dua bangunan bersejarah terbengkalai
Ia mengharapkan kawasan serta akses masuk menuju monumen itu diperbaiki.
Monumen itu sendiri rencananya juga akan dijadikan sebagai salah satu lokasi tujuan wisata sejarah di Semarang. ***2***
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019