Jakarta (ANTARA) - Perseroan Terbatas Pertamina menambah sebanyak 1.200 oil boom untuk mengatasi tumpahan minyak dari sumur YYA-1 area Pertamina Hulu Energi di Blok Offshore North West Java (ONWJ).
"Sudah diputuskan ada penambahan 1.200 oil boom lagi dan sudah disebarkan sejak Senin," kata Direktur Hulu PT Pertamina Persero Dharmawan Syamsu di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa oil boom adalah peralatan sejenis pelampung yang berfungsi melokalisasi atau mengurung tumpahan minyak di air agar tidak menyebar.
Untuk wilayah pemasangan atau sebaran oil boom, kata dia, tidak hanya dipasang di sekitar perairan Karawang, Jawa Barat, tetapi hingga ke Kepulauan Seribu karena juga terdampak tumpahan minyak.
Baca juga: Nelayan sebut tumpahan minyak tak pengaruhi ikan di Kepulauan Seribu
Baca juga: Tumpahan minyak, ini komentar warga pesisir Jakarta
Baca juga: Dinas LH DKI sebaiknya tak biarkan warga bersihkan tumpahan minyak
Dalam hal tersebut, PT Pertamina juga bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggunakan satelit imagery untuk memantau pergerakan tumpahan minyak.
Dengan adanya bantuan satelit itu, pergerakan tumpahan minyak tersebut mudah dipantau dan segera dikejar oleh kapal saat masih berada di laut bebas.
"Sudah beberapa poin di daerah HL dan Tanjung Bekasi upaya ini dilakukan dan bekerja sama dengan polisi," katanya.
Tumpahan minyak di daratan, menurut dia, harus segera diatasi dengan penambahan jumlah personel agar tidak makin memperburuk dampak yang ditimbulkan.
Sebelumnya, Menteri KKP RI Susi Pudjiastuti meminta PT Pertamina (Persero) untuk memperbanyak stok oil boom untuk menangani kejadian tumpahan minyak menyusul keluarnya gelembung gas dan tumpahan minyak dari sumur YYA-1 area Pertamina Hulu Energi.
Baca juga: Kelurahan Marunda belum dapat pengaduan soal tumpahan minyak Pertamina
Baca juga: Nelayan pesisir Marunda khawatir tumpahan minyak masuk Teluk Jakarta
Baca juga: Akibat tumpahan minyak, petani garam rugi hingga lebih dari Rp500 juta
"Kendala memang ada beberapa yang mungkin ini jadi pelajaran kita semua. Ke depan oil boom itu mungkin kita harus punya stok lebih banyak. Kalau menangani lebih cepat dengan oil boom yang lebih banyak, liquid (cairan) ini mungkin tidak akan ke pinggir," katanya.
Susi menyebut penanganan yang dilakukan BUMN migas itu telah terlihat cukup optimal. Meski diakui penanganan tumpahan minyak juga bergantung pada arus gelombang dan arah angin, ia mengapresiasi respons Pertamina yang berusaha semaksimal mungkin menangani peristiwa tersebut.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019