Jakarta (ANTARA) - Pembangunan fasilitas pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter sudah mulai berjalan meski tidak ada lahan pengganti yang disiapkan untuk menampung sampah warga sekitar selama pembangunan.

Akibatnya, warga di sekitar lokasi ITF yang biasa membuang sampah di lokasi tersebut terpaksa mengumpulkan sampahnya di tepi Jalan Sunter Agung Barat yang berada sekitar 1 kilometer dari lokasi ITF.

"Sampah ini berasal dari lima RW: RW 1, 3, 4, 6, dan 7. Sampah ini dikumpulkan di sini untuk nanti diangkut ke truk untuk dibawa ke Bantargebang," kata Jefri, petugas kebersihan yang ditemui di lokasi penampungan sampah di Jalan Sunter Agung Barat, Jakarta Utara, Jumat.

Jefri mengatakan bahwa sampah dari lima RW di Sunter Agung tersebut terpaksa dibawa ke lokasi tersebut karena ITF yang selama ini dijadikan lokasi penampungan sampah sedang dibangun.

Menurut dia, selama pembangunan berlangsung, lokasi ITF tidak boleh difungsikan sebagai penampungan sampah.

Baca juga: Pembangunan ITF Sunter mulai dikerjakan

Baca juga: DPRD sebut pembangunan ITF perlu waktu

Baca juga: Jakpro target pembangunan ITF Sunter capai 20 persen di akhir tahun

Sementara itu, Lurah Sunter Agung Danang WIjanarko mengatakan bahwa lokasi tersebut bukan penampungan sampah, melainkan lokasi untuk memindahkan sampah dari gerobak petugas kebersihan ke atas truk milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Lokasi tersebut dipilih, kata Danang, berdasarkan kesepakatan pemangku kepentingan terkait dan warga. Sampah tersebut nantinya akan dibawa ke TPST Bantargebang.

"Tadinya gerobak itu 'kan di depan ITF persis, nah, karena mereka harus pergi disepakatilah mereka tidak boleh di situ lagi," kata Danang saat dihubungi ANTARA, Jumat.

Untuk menyiasati hal itu, Danang menyiapkan sistem drop-off dengan jeda waktu 1 jam. Sistem tersebut mengharuskan petugas kebersihan sudah selesai mengumpulkan sampah dari lingkungan warga dan tiba di lokasi penampungan pada pukul 07.30 WIB.

Dalam tempo 1 jam, sampah rumah tangga yang dikumpulkan petugas harus dinaikkan ke atas truk, kemudian diangkut ke Bantargebang.

"Jadi, kemarin disepakati pakai sistem drop-off setiap pukul 07.30 nanti gerobak drop tidak lebih dari 1 jam, lalu pergi," tutur Danang.

Meski demikian, pantauan di lokasi drop-off pagi ini masih banyak sampah yang masih berada di atas gerobak yang belum dinaikkan ke atas truk.

Para petugas kebersihan yang berada di lokasi mengatakan bahwa memuat sampah dari gerobak ke atas truk secara manual hingga memakan waktu yang tidak sedikit, hingga proses menaikkan sampah ke atas truk terlambat.


Baca juga: Ini alasan pembangunan ITF Sunter tertunda

Baca juga: Anggota DPRD desak Pemprov DKI serius tangani masalah sampah

Baca juga: ITF Sunter dirancang penuhi standar lingkungan Uni Eropa

Sebelumnya, proyek ITF Sunter yang dikerjakan oleh PT Jakarta Propertindo dan perusahaan Fortum dari Finlandia itu direncanakan rampung pada tahun 2022.

ITF Sunter dirancang bisa mengolah sampah sampai 2.200 ton per hari. Sementara itu, total sampah yang dihasilkan Jakarta per hari mencapai 7.000 ton.

Pengolahan 2.200 ton sampah per hari akan mengurangi jumlah sampah Jakarta yang masuk ke tempat pembuangan sampah terpadu Bantargebang di Bekasi, Jawa Barat.

Pengolahan sampah di ITF Sunter, yang ditargetkan menghasilkan 35 megawatt listrik, akan menyisakan residu 10 persen.

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019