Proyeksi pertumbuhan PDB berada di 5,2-5,3 persen dengan outlook positif yang didukung aktifitas konsumsi dalam negeri yang kuat
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat dibuka melemah dipengaruhi sikap bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) yang di luar perkiraan pasar.
IHSG BEI dibuka melemah 40,41 poin atau 0,63 persen menjadi 6.341,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak turun 9,85 poin atau 1,03 persen menjadi 1.005,25.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa bursa saham di kawasan Asia dilanda koreksi seiring kekecewaan investor terhadap komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang menghilangkan harapan terhadap pemotongan tingkat suku bunga lanjutan pada semester II 2019.
"Kekecewaan berasal dari pelaku pasar yang terlalu berharap terhadap keyakinan bahwa The Fed akan memangkas suku bunganya setidaknya dua kali sepanjang tahun 2019. The Fed tidak se-dovish perkiraan," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, hasil penilaian lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap perekonomian Indonesia dapat memberikan sentimen positif terhadap investasi di dalam negeri sehingga menahan pelemahan IHSG lebih dalam.
"Proyeksi pertumbuhan PDB berada di 5,2-5,3 persen dengan outlook positif yang didukung aktifitas konsumsi dalam negeri yang kuat," paparnya.
Ia mengemukakan IMF menilai prospek perekonomian Indonesia tetap menjanjikan, meski juga menekankan perlunya menjaga kewaspadaan terhadap risiko khususnya dari eksternal yang masih mengemuka.
Sementara itu pergerakan bursa regional, di antaranya Indeks Nikkei melemah 444,20 poin (2,06 persen) ke 21.096,78, Indeks Hang Seng melemah 568,64 poin (2,06 persen) ke 26.997,05, dan Indeks Strait Times turun 14,38 poin (0,44 persen) ke posisi 3.277,37.
Baca juga: Bursa Hong Kong rontok, Indeks Hang Seng dibuka anjlok 2,23 persen
Baca juga: Bursa Saham Tokyo dibuka anjlok, tertekan kekhawatiran ekonomi global
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019