Washington (ANTARA News) - Melonjaknya harga-harga komoditi mendorong kekurangan makanan yang serius di negara-negara berkembang dan mendorong tekanan inflasi di tengah penurunan ekonomi global, para pemimpin Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, memperingatkan Kamis. Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss-Kahn memperingatkan bahwa disana ada sebuah risiko berkelanjutan inflasi tinggi, akibat meningkatnya harga makanan, logam dan energi dalam tahun-tahun terakhir ini. Presiden Bank Dunia Robert Zoellick mengatakan naiknya harga-harga makanan akan memundurkan upaya-upaya mengurngi kemiskinan sekitar tujuh tahun. IMF dalam sebuah laporannya, Rabu, memperkirakan pertumbuhan global akan melambat menjadi 3,7 persen pada 2008 dari 4,9 persen tahun sebelumnya, akibat perkiraan resesi tahun ini di Amerika Serikat. Strauss-Kahn mendiskripsikan tantangan kembar dari pelamabatan ekonomi global dan inflasi sebagai pertempuran "antara es dan api" dan memperingatkan bahwa tingginya harga pangan berisiko menurunkan upaya pegurangan angka kemiskinan. Harga pangan telah meningkat 48 persen sejak awal 2006, Strauss-Kahn mengatakan jelang pertemuan musim semi akhir pekan ini antara kedua institusi tersebut. Bank Dunia dalam sebuah laporannya Rabu, mengungkapkan kenaikan harga pangan sebagian karena meningkatnya penggunaan bahan bakar nabati (biofuels) sebagai sumber energi alternatif. Bahan bakar nabati mengurangi pengadaab bahan makanann seperti jagung dan gula, demikian DPA.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008