Jika merasa lelah dan kantuk, ya sudah istirahat. Jika merasa lapar ya makan.
Mekkah (ANTARA) - Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin berpesan kepada jamaah agar selalu menjaga nama baik dan citra Indonesia selama menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.
“Pesan saya terakhir adalah mari menjaga nama baik Indonesia karena jamaah ini juga duta bangsa. Pada diri kita melekat merah putih, melekat Garuda, jaga nama baik bangsa,” kata Lukman Hakim Saifuddin yang juga Menteri Agama setelah meninjau sejumlah pondokan jamaah di Kota Mekkah, Kamis waktu setempat.
Ia mengatakan, Arab Saudi berkali-kali menilai jamaah Indonesia adalah jamaah yang tertib, santun, dan sopan.
Oleh karena sudah tersematnya citra baik itu, Lukman berharap jamaah Indonesia menjadikan tertib dan santun sebagai tradisi di Tanah Suci.
Pada kesempatan itu, Lukman meninjau sejumlah pondokan jamaah di wilayah Jarwal dan Misfalah, Mekkah, kemudian berdialog langsung dengan jamaah.
“Saya bersyukur menyaksikan langsung hotel yang ditinggali, dirasakan jamaah cukup nyaman dan layak. Alhamdulillah enak dan cukup. Meskipun bagi yang terbiasa porsi besar, dirasa kurang. Tapi rata-rata cukup. Mari kedepankan rasa syukur. Syukur bisa di Tanah Suci. Karena tidak semua orang ditakdirkan bisa di Tanah Suci,” katanya.
Menag juga berpesan kepada jamaah untuk menjaga pola hidup sehat dan menjaga kebugaran.
Menurut dia, berhaji perlu stamina prima dan haji itu bukan hitungan jam dan hari, melainkan berminggu-minggu.
“Jamaah berada di Saudi, di Armuzna. Fisik perlu dijaga. Saya tidak jemu-jemu untuk mengingatkan agar menjaga keseimbangan. Keseimbangan beribadah dan istirahat yang cukup. Jangan karena semangat, setiap hari umrah terus atau tawaf terus. Tapi sebaliknya jangan karena hotelnya bagus, maka istirahat terus. Semuanya harus seimbang,” katanya.
Ia menegaskan, masing-masing orang harus bisa
mengukur kemampuan dan kapasitas tubuhnya sendiri.
“Jika merasa lelah dan kantuk, ya sudah istirahat. Jika merasa lapar ya makan,” katanya,
Ia menjelaskan akan ada penghentian layanan katering dan bus shalawat mulai 6 Agustus 2019 menjelang puncak musim haji.
“Mulai tanggal 6 Agustus 2019 makanan tidak disitribusikan. Lalu lintas padat. Seluruh jamaah mulai 5 Agustus berada di Mekkah. Lalu lintas padat. Tidak semua mobil bisa lalu lalang dengan bebas. Tanggal 6 Agustus juga tidak ada bus shalawat. Maka jangan kaget. Tapi nanti setelah Armuzna kembali makanan secara normal,” katanya.
Setelah meninjau pondokan jamaah, Menag memimpin delegasi Amirul Hajj untuk ke Masjidil Haram kemudian menunaikan Shalat Magrib.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019