Siapa saja kita arahkan dia ke sana untuk periksa HIV di klinik itu. Tidak usah takut, periksa saja
Jayapura (ANTARA) - Sebanyak 13 puskesmas di Kota Jayapura, Papua bekerja sama membuka klinik pemeriksaan HIV bagi peserta Jayapura International AIDS Conference (JIAC) atau Konferensi Internasional AIDS Jayapura yang berlangsung selama Rabu (31/7) hingga Sabtu (3/8).
"Jadi semua peralatan pemeriksaan dalam klinik itu disiapkan oleh puskesmas. Siapa saja kita arahkan dia ke sana untuk periksa HIV di klinik itu. Tidak usah takut, periksa saja," kata Koordinator Seksi Perlengkapan dan Pameran Konferensi Internasional AIDS Jayapura Fransiskus Ivakdalam di Jayapura, Kamis.
Ia mengatakan para petugas dari 13 puskesmas secara bergantian menjaga klinik itu untuk memberikan pelayanan pemeriksaan kepada peserta konferensi yang berlangsung di salah satu hotel ternama di Jayapura tersebut.
Namun, kata dia, petugas klinik belum memastikan berapa jumlah orang yang memanfaatkan layanan pemeriksaan HIV tersebut.
Petugas klinik, kata dia, meminta jumlah keseluruhan mereka yang memeriksakan diri di layanan itu disampaikan pada hari terakhir konferensi.
"Tadi saya cek di klinik dan di salah satu stan Rojali Volleyball Club baru ada delapan voucher untuk potong rambut gratis. Akan tetapi, belum tentu hanya delapan orang, mungkin saja sudah lebih dari itu tetapi tidak memotong rambut," ujarnya.
Kelompok transgender/waria yang tergabung dalam Rojali Volleyball Club membuka stan pemotongan rambut serta cukur alis secara gratis bagi peserta JIAC yang selesai melakukan pemeriksaan HIV.
Ketua Rojali Volleyball Club, Merry Perez, mengemukakan pihaknya menggelar pemotongan rambut bagi mereka yang selesai memanfaatkan pemeriksaan HIV.
Pihaknya juga melakukan layanan cukur alis gratis dan peragaan busana dari hasil daur ulang sampah plastik.
Ketua panitia pelaksana konferensi, dr Ni Nyoman Sri Antari, mengatakan tentang tujuan konferensi yang antara lain terkait dengan upaya mewujudkan akhir masalah HIV/AIDS pada 2030.
"Konferensi Ini diadakan adalah mau menuju ke 'ending' HIV/AIDS tahun 2030, kemudian mengejar yang namanya 'fast track' atau jalur cepat," katanya.
Baca juga: Kampanye penyelamatan ODHA manfaatkan momentum JIAC
Baca juga: Konferensi AIDS Jayapura hadirkan empat pembicara dari luar negeri
Pewarta: Musa Abubar
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019