Jakarta, 10 April 2008 (ANTARA) - Hasil pemantauan dini terhadap indikator-indikator ekonomi makro Indonesia menunjukkan bahwa perkembangan perekonomian Indonesia di kuartal I tahun 2008 masih cukup kuat walaupun dibayang-bayangi tekanan inflasi domestik dan pola pelemahan laju pertumbuhan ekonomi global. 1. Laju pertumbuhan komsumsi masyarakat diperkirakan masih tumbuh cukup tinggi, yaitu sekitar 5,1%. Angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhannya di kuartal yang sama tahun lalu sebesar 4,7%. Peningkatan pertumbuhan tersebut diindikasikan oleh pertumbuhan indikator-indikator seperti penerimaan PPN, Penerimaan Cukai, masih tingginya laju kredit konsumsi, angka penjualan mobil dan motor, dan pertumbuhan konsumsi listrik domestik. Terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pola konsumsi masyarakat antara lain meningkatnya pola konsumsi impor dibandingkan konsumsi domestik, serta masih tingginya laju inflasi yang dapat menghambat konsumsi masyarakat ke depan. 2. Laju pertumbuhan investasi (PMTB) tumbuh cukup baikdan mencapai 9,5%, lebih tinggi dari laju pertumbuhan PMTB di kuartal pertama 2007 sebesar 7%. Walaupun demikian laju pertumbuhan di kuartal pertama 2008 masih lebih rendah dari yang diharapkan. Pelemahan ekonomi global tampaknya mulai memberikan pengaruhnya pada pergerakan investasi dalam negeri. Dampak tersebut terutama terlihat dari realisasi PMA dan PMDN yang tumbuh negatif dari laju pertumbuhan Q1 2007. Di sisi lain, indikator-indikator investasi lainnya mengisyaratkan masih tingginya aktivitas investasi dalam negeri. Kredit investasi dan modal kerja masih menunjukkan tren meningkat yang mencerminkan dukungan sektor perbankan bagi kegiatan investasi. Pertumbuhan penjualan semen masih meningkat seiring dengan tingginya perkembangan sektor property dan pembangunan infrastruktur, khususnya di luar Jawa. 3. Pertumbuhan ekspor barang dan jasa mencapai 7,6%, sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan di kuartal pertama 2007 (8,12%). Walaupun demikian, pertumbuhan ekspor barang masih meningkat dan mencapai 28,6%, meningkat dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 2007 sebesar 13,9 %. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan ekspor non migas, terutama ekspor pertanian dan manufaktur. 4 Perkembangan impor barang dan jasa mencapai 8,5%, relatif stabil dibandingkan dengan kuartal yanga sama tahun sebelumnya. Di sisi impor barang, laju pertumbuhan meningkat pesat dan mencapai 44 %. Peningkatan impor tersebut terutama berasal dari impor bahan baku dan barang modal yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas ekonomi domestik yang semakin meningkat. Sementara itu, impor migas masih cukup tinggi, terutama untuk produk-produk hasil minyak (BBM) yang didorong oleh masih tingginya harga minyak dunia. 5. Kinerja APBN selama kuartal I 2008 cukup baik. Penerimaan perpajakan dan PNBP mencapai angka diatas target. Total penerimaan perpajakan, baik migas maupun non migas mencapai Rp.151,5 triliun, atau tumbuh 48,1% dibandingkan dengan penerimaan yang sama di kuartal pertama 2007. Penerimaan DJP netto (setelah dikurangi restitusi) mencapai Rp.117,1 triliun atau 105% di atas target. Sedangkan, penerimaan DJBC mencapai Rp. 20,1 triliun atau 120% di atas target. Sementara penerimaan PPh migas mencapai Rp. 14,4 triliun. Di sisi belanja, realisasi belanja Negara masih cukup terkendali. Realisasi belanja pemerintah pusat tumbuh sebesar 17,6% dari kuartal pertama tahun 2007. Belanja modal pemerintah pusat tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar 110,3% atau 10% melampaui target sehingga mampu memberikan dukungan yang cukup untuk mempertahankan momentum pertumbuhan investasi. Di kuartal kedua 2008 belanja pemerintah diperkirakan akan meningkat cukup signifikan, terutama sejalan dengan realisasi subsudi BBM. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah masih kuatnya turbulensi di pasar modal yang menyebabkan pembiayaan anggaran melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) memiliki resiko yang relatif tinggi dan masih tingginya laju inflasi yang didorong oleh masih tingginya harga bahan makanan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, kami optimis bahwa laju pertumbuhan ekonomi, diperkirakan akan mencapai kisaran 6,2% hingga 6,3% pada triwulan I-2008.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008