Jakarta (ANTARA) - Tasya Kamila memperluas wawasan seputar kehamilan, persalinan dan mengasuh anak agar tidak mengalami sindrom baby blues alias depresi pascamelahirkan.
"Aku bisa bertahan dari baby blues karena mencari banyak informasi sehingga tahu apa yang akan dihadapi," tutur Tasya di Jakarta, Rabu (31/7).
Mantan penyanyi cilik itu baru melahirkan anak pertamanya pada Mei silam, buah hati dari pernikahannya dengan Randi Bachtiar.
Agar betul-betul siap dengan pengalaman baru sebagai seorang ibu, Tasya memperkaya ilmu pengetahuan dengan mengikuti kelas laktasi hingga kelas perawatan bayi yang baru lahir.
Lewat cara itu, penyanyi 26 tahun itu bisa mengetahui gambaran situasi yang akan dia hadapi. Misalnya, dia jadi tidak panik bila setelah melahirkan jumlah ASI yang dikeluarkan tidak banyak --meski setetes-- karena lambung bayi yang baru lahir masih seukuran buah ceri.
Baca juga: Tasya Kamila kesal atas anggapan ibu tak perlu sekolah tinggi
"Ketika ada orang yang bilang 'wah ASI baru keluar sedikit' saat awal, itu tidak menyinggung," ujar dia.
Tinggal berjauhan dengan suami yang bekerja di luar Indonesia bukan jadi penghalang dalam mengeratkan hubungan antara ayah dan anak.
"Kalau suami lagi sama aku, dia betul-betul bantu (urus anak)," kata Tasya.
Baca juga: Memilah sampah di rumah ala Tasya Kamila
Kerja tim, itulah prinsip yang dipegang pasangan muda itu dalam mengasuh anak. Baik ayah maupun ibu sama-sama punya tanggung jawab besar dan harus saling bahu membahu.
Suaminya juga termasuk Ayah ASI yang selalu mendukung istri agar produksi air susu ibu terus mengalir lancar.
"Ketika dada bengkak dan didatangi dokter laktasi, dia juga ikut biar tahu apa yang harus dilakukan, bagaimana mengatasinya," imbuh Tasya.
Baca juga: Jaga komunikasi, kunci Tasya Kamila jalani hubungan jarak jauh
Baca juga: Cerita Tasya Kamila soal kehamilan pertama
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019