Jakarta (ANTARA News)- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Kamis pagi menguat tipis empat poin menjadi Rp9.210/9.215 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.214/9.220, karena pelaku pasar membeli rupiah akibat munculnya kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi AS.
"Kekhawatiran pelaku pasar didukung pula oleh laporan bank sentral AS (The Fed) yang berencana menurunkan suku bunganya lagi sebesar 50 basis poin pada pertemuan akhir bulan ini, " kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman di Jakarta.
Ia mengatakan, The Fed berencana menurunkan lagi suku bunga Fedfund sebesar 50 basis poin menjadi 1,75 persen dari 2,25 persen untuk memicu pertumbuhan ekonomi AS yang makin melambat.
Pelambatan ekonomi AS terutama akibat krisis keuangan di negara tersebut sehingga sejumlah lembaga keuangan AS mengalami keterpurukan, katanya.
Rupiah, katanya, kemungkinan akan kembali menguat apabila The Fed jadi menurunkan bunga Fedfund sebesar itu setelah beberapa lama bergelut dalam kisaran antara Rp9.200 sampai Rp9.230 per dolar AS.
"Kami optimis rupiah akan kembali membaik dibawah angka Rp9.200 per dolar AS, setelah cukup lama bertengger pada kisaran yang sempit," katanya.
Menurut dia, kenaikan rupiah ini juga agak tertahan oleh tingginya harga minyak mentah dunia yang mencapai hampir 111 dolar AS per barel, karena kekhawatiran atas cadangan minyak AS yang berkurang.
Disamping itu juga memburuk pasar saham regional juga memicu pelaku pasar kurang antusias bermain di pasar saham domestik, ucapnya.
Kostaman Thayib mengatakan, rupiah akan kembali menguat yang didukung oleh keyakinan pelaku pasar bahwa ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh sejalan dengan tingginya pertumbuhan ekonomi Cina dan India.
Kedua negara itu merupakan faktor pendorong pertumbuhan ekonomi kawasan Asia khususnya Indonesia yang tumbuh sangat signifikan, katanya.
Sementara itu, dolar AS terhadap yen turun, setelah The Fed berencana menurunkan lagi suku bunga Fedfund.
Dolar AS turun menjadi 101,60 dari sebelumnya 101,80 dan euro stabil pada 1,5828 per dolar AS, euro terhadap yen turun menjadi 160,85 dari 161,10.
(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008