Jakarta (ANTARA News) - Proyeksi penerimaan hibah asing untuk membantu pelaksanaan pemilu 2009 diperkirakan bisa mencapai 20 juta hingga 30 juta dolar Amerika Serikat (AS), yang hampir separuhnya telah ditandatangani dan tinggal dicairkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Yang sudah ada, kurang dari 10 juta dolar AS, sedang 5 juta dolar AS bantuan dari USAID dan sisanya dari UNDP (Program pembangunan PBB). Yang dari USAID (Lembaga Pembangunan Internasional AS) itu sudah ditandatangani oleh KPU dan tinggal dicairkan," kata Direktur Pendanaan Multilateral Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dewobroto Joko Putranto, di Jakarta, Rabu. Dikemukakannya, bantuan hibah dari asing tersebut akan digunakan untuk membiayai pelatihan bagi pemilih (voter training) dan bukan untuk kebutuhan lainnya yang terkait langsung dengan pemilu, seperti penyediaan kotak suara dan kertas suara. "Kalau yang lain itu dari APBN. Ini hanya untuk 'support' atau pelatihan pemilih karena mereka kan tidak lagi menggunakan sistem yang lama," katanya. Sementara itu, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Menneg PPN)/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta, mengatakan bahwa anggaran pemilu pada 2009 akan lebih besar daripada anggaran pemilu pada 2004 untuk memastikan pemilu berjalan dengan aman sesuai dengan keinginan semua pihak. "Anggaran lebih besar ini dimaksudkan untuk pengamanan pemilu terutama anggaran Polri," ujarnya. Bappenas juga mengumumkan bahwa bantuan asing untuk pelaksanaan pemilu 2009 akan diseleksi sehingga bantuan yang tidak dibutuhkankan seperti kehadiran pemantau pemilu asing. Sedangkan, tawaran yang masuk hingga saat ini masih berasal negara-negara Uni Eropa (UE) dan AS yang ingin memastikan bahwa proses demokratisasi di Indonesia berjalan dengan aman dan lancar. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008